Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengenal Kaohsiung, Kota Terbesar Kedua di Taiwan, Terkenal dengan Pelabuhan dan Wisatanya

Inilah sejarah dan tempat wisata populer di kota Kaohsiung, kota terbesar kedua di Taiwan setelah Taipei.

Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Mengenal Kaohsiung, Kota Terbesar Kedua di Taiwan, Terkenal dengan Pelabuhan dan Wisatanya
Freepik/tawatchai07
Ilustrasi wanita Asia mengenakan pakaian tradisional China di kuil Sanfeng di Kaohsiung, Taiwan. Inilah sejarah dan tempat wisata populer di kota Kaohsiung, kota terbesar kedua di Taiwan setelah Taipei. 

TRIBUNNEWS.COM - Kaohsiung adalah kota terbesar dan terpadat kedua di Taiwan.

Mengutip travelchinaguide.com, Kaohsiung tumbuh menjadi kota pelabuhan dan daerah militer selama era kolonial Jepang (1895-1945).

Taiwan berkomunikasi dengan dunia luar terutama melalui Kaohsiung saat itu.

Sejak pertengahan abad kedua puluh, Kaohsiung telah berkembang menjadi pusat politik dan ekonomi Taiwan selatan.

Karena lokasinya yang stategis, Kaohsiung memiliki keragaman budaya, termasuk China tradisional, Jepang, dan barat.

Selain itu, banyak anak muda di sana yang bisa berkomunikasi dalam bahasa Inggris.

Baca juga: Ketegangan dengan China Meningkat, Taiwan Siapkan Tempat Perlindungan Bawah Tanah

Sejarah Kota Kaohsiung

Berita Rekomendasi

Dilansir motherearthtravel.com, Kaohsiung telah dihuni oleh banyak orang yang berbeda selama bertahun-tahun, memiliki banyak nama yang berbeda, dan berada di bawah kendali sejumlah kekuatan dunia yang berbeda.

Penduduk pertama yang diketahui dari daerah Kaohsiung adalah Austronesia, nenek moyang orang Aborigin modern.

Orang-orang ini bermigrasi Taiwan dari daerah yang sekarang disebut Malaysia.

Kelompok pertama seperti itu diperkirakan telah menetap di sepanjang pantai barat daya Taiwan pada awal 4000 SM.

Gelombang imigran selanjutnya tiba, kelompok terakhir yang menetap 1000 tahun yang lalu.


Orang-orang ini sebagian besar adalah nelayan dan petani skala kecil.

Mereka tinggal di desa-desa kecil di sepanjang pantai dan hidup dalam harmoni yang damai dengan lingkungan mereka.

Halaman
1234
Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas