Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Prof Rudy Harjanto: Lebih dari Urusan Perut, Kuliner Juga Bagian Integral Kebudayaaan

Setiap hidangan memiliki cerita dan makna yang melambangkan sejarah, nilai-nilai, dan kehidupan sehari-hari suatu komunitas

Penulis: Choirul Arifin
Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Prof Rudy Harjanto: Lebih dari Urusan Perut, Kuliner Juga Bagian Integral Kebudayaaan
Istimewa
Prof. Dr. Rudy Harjanto M.Sn. 

Laporan Wartawan Tribunnews, Choirul Arifin 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kekayaan kuliner kini telah menjelma menjadi cerminan identitas budaya suatu daerah. Menikmati lezatnya olahan makanan kini juga tidak hanya sekadar demi memuaskan kebutuhan atas rasa lapar, tetapi juga mengandung nilai-nilai budaya dan sejarah yang membentuk identitas lokal dan nasional.

"Tradisi lokal, bahan-bahan lokal, dan identitas lokal memainkan peran penting dalam membentuk warisan kuliner yang unik dalam suatu masyarakat," ungkap Prof. Dr. Rudy Harjanto M.Sn. dalam diskusi 'Kuliner dalam Pesona Magis Komunikasi Massa' di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Prof Rudy memaparkan, setiap daerah memiliki tradisi unik yang tercermin dalam makanan tradisionalnya.

Setiap hidangan memiliki cerita dan makna yang melambangkan sejarah, nilai-nilai, dan kehidupan sehari-hari suatu komunitas.

Bahan-bahan lokal menjadi elemen penting dalam kuliner tradisional. Mereka tidak hanya memberikan rasa otentik pada makanan, tetapi juga menghubungkan masyarakat dengan lingkungan alam dan warisan pertanian mereka. Bahan-bahan lokal seperti rempah-rempah, sayuran khas daerah, dan bahan pangan unik menjadi komponen kunci dalam membangun identitas kuliner lokal.

Baca juga: Cari Tempat Makan Malam Enak, 7 Kuliner Dekat Alun-alun Malang Wajib Kamu Coba

"Kuliner tradisional menjadi jembatan yang menghubungkan masyarakat dengan akar budaya mereka," ungkap Prof Rudy.

Berita Rekomendasi

Karena itu, setiap hidangan yang disajikan menjadi cerminan dari kreativitas dan kearifan lokal. Misalnya, sajian makanan yang khas, seperti menu rendang dari Indonesia, mungkin berasal dari kebutuhan masyarakat untuk mengawetkan dan mengolah daging dalam lingkungan tropis yang panas.

Di dalam hidangan tersebut, terdapat cerita tentang adaptasi, kreativitas, dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat setempat.

"Makanan adalah cerminan dari kebudayaan suatu bangsa atau daerah. Melalui makanan, kita bisa memahami sejarah, nilai-nilai, dan tradisi suatu komunitas," ujarnya.

"Makanan dapat menjadi jembatan yang menghubungkan berbagai kelompok etnis dan budaya, sehingga komunikasi massa berperan dalam memupuk pemahaman lintas budaya," lanjut Prof. Rudy Harjanto.

Dia menambahkan, identitas lokal membentuk identitas nasional yang lebih besar. Dalam banyak kasus, makanan tradisional yang unik menjadi ciri khas suatu negara dan menjadi alat untuk memperkenalkan budaya mereka kepada dunia.

Dia mencontohkan, kuliner sushi dari Jepang telah menjadi ikon yang menggambarkan ketepatan dan estetika Jepang. Dalam hal ini, kuliner tradisional mengambil peran sebagai duta budaya yang mempromosikan identitas nasional kepada masyarakat global.

"Di tengah arus globalisasi dan modernisasi saat ini, pelestarian kuliner tradisional sangat penting. Banyak tradisi lokal dan bahan-bahan unik terancam punah karena perubahan gaya hidup dan preferensi makanan yang semakin mengglobal," bebernya.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas