4 Makanan Ikonik Jepang yang Ternyata Berasal dari Negara Lain: Apa Saja?
Beberapa makanan ikonik yang kita kenal sebagai masakan Jepang sebenarnya memiliki asal-usul yang berbeda.
Penulis: Ambar Purwaningrum
Seiring meningkatnya popularitas, variasi regional tempura pun berkembang.
Di Kyoto, karena hubungan erat wilayah tersebut dengan ajaran Buddha yang melarang konsumsi daging, tempura sayuran menjadi tambahan yang disambut baik dalam diet para biksu lokal.
Kini, berbagai daerah memiliki gaya tempura masing-masing.
Di wilayah Kanto di Jepang bagian timur, adonan dibuat dengan mencampurkan tepung dengan telur dan air, dan tempura digoreng cepat dalam minyak wijen ber suhu tinggi.
Di wilayah Kansai di bagian barat, tidak menggunakan telur, dan tempura digoreng lambat dalam minyak bersuhu rendah.
4. Tonkatsu
Tonkatsu dengan lapisan roti yang renyah dan potongan daging yang kaya rasa menjadi makanan kenyamanan Jepang yang ikonik.
Setelah Jepang membuka pelabuhannya untuk perdagangan Barat pada tahun 1853, mode, bahasa, budaya, dan makanan mulai saling dipertukarkan.
Masakan Prancis, khususnya, menjadi pilihan populer untuk disajikan di acara diplomatik dan fungsi formal lainnya.
Satu hidangan tersebut adalah côtelette de veau, yaitu potongan daging sapi yang dibalut tepung roti dan digoreng dalam wajan dengan mentega.
Restoran bergaya Barat Rengatei, yang dibuka pada 1895 di Ginza, ingin menambahkan côtelette de veau ke dalam menu mereka tetapi menganggap bahwa potongan daging yang digoreng dalam wajan terlalu berminyak untuk selera Jepang.
Oleh karena itu, mereka mengganti daging sapi dengan daging babi, memanfaatkan teknik yang terkait dengan pembuatan tempura, dan membalut daging tersebut dengan tepung roti panko, menghasilkan hidangan yang lebih ringan dan renyah.
Tonkatsu dari Rengatei pertama kali muncul pada 1899, dan mereka masih menyajikan tonkatsu khas mereka hingga hari ini.
Ambar/Tribunnews