Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kenapa Pesawat Tidak Terbang Lurus Melintasi Samudera Pasifik? Simak Faktanya

Pesawat cenderung memilih rute melengkung yang tampaknya lebih panjang dibanding melintasi langsung di Samudera Pasifik.

Penulis: Ambar Purwaningrum
zoom-in Kenapa Pesawat Tidak Terbang Lurus Melintasi Samudera Pasifik? Simak Faktanya
Johannes Kirchherr /Pixabay
Ilustrasi pesawat yang melintasi lautan saat sunset. 

Mengapa Rute Melengkung Lebih Hemat Waktu dan Bahan Bakar?

Rute penerbangan yang dipilih oleh maskapai sangat dipengaruhi oleh bentuk bumi yang tidak sempurna. 

Bumi bukanlah bola sempurna; ia agak pipih di sekitar kutub dan memiliki penonjolan di sekitar khatulistiwa. 

Hal ini disebabkan oleh rotasi bumi pada porosnya. 

Diameter bumi di khatulistiwa adalah sekitar 12.756 km, sedangkan di kutub hanya sekitar 12.714 km. 

Artinya, jarak antar dua titik di bumi akan berbeda-beda tergantung rutenya.

Penerbangan yang mengikuti "Great Circle Route"—yaitu rute di sepanjang keliling bumi yang lebih kecil—dapat menghemat banyak waktu dan bahan bakar.

Berita Rekomendasi

Selain itu, maskapai juga sering memilih rute yang melewati jet stream, yaitu arus udara cepat yang dapat mencapai kecepatan lebih dari 320 km/jam. 

Terbang di jalur ini memungkinkan pesawat untuk tiba lebih cepat dengan konsumsi bahan bakar yang lebih rendah. 

Rute melengkung ini juga membantu menghindari arus udara berlawanan (counter-jet streams) dan turbulensi yang bisa memperlambat penerbangan.

Risiko Tidak Memiliki Tempat Pendaratan di Samudra Pasifik

Selain faktor efisiensi bahan bakar, alasan lain mengapa pesawat tidak terbang langsung melintasi Samudra Pasifik adalah karena kurangnya tempat pendaratan darurat. 


Sebagai samudra terbesar di dunia, Samudra Pasifik tidak memiliki banyak lokasi strategis yang bisa digunakan pesawat untuk mendarat dalam keadaan darurat. 

Meskipun pilot dilatih untuk mendarat di laut, melakukannya di tengah samudra yang luas penuh dengan ombak dan angin kencang tentu sangat berisiko.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas