Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Magelang seperti Kota Mati
MAGELANG juga menjadi daerah terkena bencana meletusnya Gunung Merapi sejak 26 Oktober hingga 6 November 2010. Daerah ini seperti kota mati.
Penulis: Iswidodo
MAGELANG juga menjadi daerah terkena bencana meletusnya Gunung Merapi sejak 26 Oktober hingga 6 November 2010. Selain sudah ada 7 korban meninggal dan ribuan pengungsi di Magelang, abu vulkanik juga merusak ratusan hektar di dearah yang berada di sisi barat gunung Merapi ini.
Saat letusan dahsyat 4-5 November, suara gemuruh juga terdengar oleh warga Magelang yang berjarak sekitar 30 km dari puncak Merapi. Maka tak heran keesokan harinya kota ini pun nyaris lumpuh.
Sekolah, mal, pasar dan kegiatan ekonomi seperti libur. Jalanan lengang karena abu tebal dan diguyur hujan menjadi lumpur.
Penampungan pengungsi di Ketunggeng yang berjarak 15 km pun diungsikan lagi ke bawah. Bisa dibayangkan betapa paniknya setelah satu hari penat tidak istirahat karena berlari mengungsi. Tapi begitu di barak pengungsian dipindah lagi karena posisi yang ditetapkan belum cukup aman dari jangkauan letusan.
Seperti yang terjadi di MTS Darussalam di Punduhsari Tempuran Magelang. Sekolah ini jadi tempat pengungsian sehingga muridnya diliburkan.
Minggu (7/11) ini angkuta mulai aktif melintas di jalan walau masih jarang. Pohon pohon tumbang sebagian belum dibereskan masih menutupi jalanan.
Alvi dan tetangga di kampung Karangsari, Tanggulreja kecamatan Tempuran Magelang mengaku sudah mengalami Merapi meletus tiga kali. Dan letusan tahun 2010 ini dirasakan paling dahsyat. (*)