Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Khawatir Diminta Pimpin Doa Sepulang Naik Haji
Perasaan khawatir menghinggapi kami, jika sepulang haji nanti diminta membaca doa dan menjadi imam.
Editor: Iswidodo
dosen Poltekkes Pontianak
TRIBUNNEWS.COM, MEKKAH- Perasaan khawatir menghinggapi kami, jika sepulang haji nanti diminta membaca doa dan menjadi imam. Maklum, sebelumnya kami tak pernah memimpin doa dan menjadi imam.
Hal ini seseuai dengan kebiasaan masyarakat Indonesia yaitu menyambut kepulangan tamu Allah dengan istimewa, dengan sebutan Pak Haji dan Bu Hajah. Laksana pulang nyantri dari pondok pesantren di Mekkah Almukaromah, tak saja menyandang sebutan haji namun juga memperoleh tambahan ilmu dan pengalaman spritual haji secara khusus.
Pengalaman itu terutama dalam pelaksanaan prosesi haji dan juga setelah selesai prosesi haji sambil menunggu kepulangan haji ke tanah air yang diperlukan waktu sekitar 20 hari. Sebagian besar jamaah ke Masjidil Haram melakukan tawaf sunah bahkan ada yang sudah 60 kali tawaf dan menghafal doa-doa pendek untuk persiapan pulang.
Maklumlah, di kampung kami, biasanya untuk urusan doa selamat dipercayakan kepada Pak Haji. Sungguh peningkatan spiritual para jemaah haji sangat nampak, termasuk peningkatan kecepatan di atas rata-rata dalam beribadah.
Subhanallah. Gemar ke masjid setiap waktu salat, membaca doa dan zikir pendek, serta membaca Alquran. Bahkan, ada jamaah yang telah khatam Alquran berkali-kali. Suasana hati dan lingkungan yang sangat kondusif membantu peningkatan kualitas diri menjadi haji mabrur.
Hal ini selalu dipesankan oleh ustadz pembimbing haji, agar selalu menjaga pahala haji mabrur, jangan seperti perempuan bernama jek Ronnah yang diabadikan dalam Alquran (QS:16:92) yakni tindakan bodoh karena mengurai kembali benang yang telah dipintalnya menjadi kain. Artinya jangan sampai ibadah hajinya yang telah diusahakannya dengan biaya, waktu dan pengorbanan menjadi sia-sia.
Mudah-mudahan jamaah haji asal Kalbar menjadi haji yang mabrur saat di Tanah Suci maupun sepulang ke Tanah Air. Mudah-mudahan kami tetap istiqamah dalam beribadah, memberi makan anak yatim dan gemar bersilaturahmi.
Doakan kami semua jamaah haji Kalbar, semoga kami termasuk dalam ciri-ciri di atas. Tetap istiqamah sampai akhir hayatnya terutama dalam beribadah. Jamaah Kalbar akan bertolak ke Madinah pada 2 Desember dan direncanakan sampai di Indonesia 13 Desember mendatang. (*)