Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Kalah dari Bahrain, Saatnya Ganti Wim Rijsbergen?
Kesalahan strategi Pelatih Timnas Indonesia Wim Rijsbergen membawa petaka bagi Timnas Indonesia. Saatnya mengganti Rijsbergen?
Penulis: Komang Agus Ruspawan
Editor: Ade Mayasanto
Mungkin lebih bijak bila Wim tak memaksakan memainkan Bepe dan formasi 4-2-3-1. Pelatih Belanda ini lebih baik mengusung pola pakem 4-4-2 untuk menjaga keseimbangan tim dan berani mengorbankan Bepe.
Dengan 4-4-2 lini tengah menjadi lebih seimbang. Boaz pun bisa diduetkan dengan Gonzales di depan sehingga lebih banyak mendapat kesempatan mengancam gawang lawan. Pelatih yang digantikan Wim, Alfred Riedl, termasuk berhasil dengan formasi 4-4-2. Meski harus diakui level kekuatan Bahrain dengan negara-negara Asia Tenggara di Piala AFF 2010 tak sebanding, namun setidaknya strategi Riedl lebih mampu menjaga keseimbangan dan kedalaman tim.
Wajar kerinduan akan sosok Riedl --yang dipecat PSSI tanpa alasan jelas-- pun mulai menghinggapi suporter Timnas Indonesia. Sebaliknya suara sumbang untuk pelengseran Wim mulai terdengar sayup-sayup.
"Ganti pelatih...ganti pelatih...!" Begitulah teriakan beberapa suporter timnas di bangku VIP saat Pasukan Garuda tertinggal 0-2 dari Bahrain dan pertandingan dihentikan menyusul hujan petasan di GBK.
Apakah memang sudah sepantasnya Wim diganti?
* Pengasuh rubrik Superball Tribun Network