Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Jangan Atasnamakan TKI Taiwan untuk Kepentingan Politik
Catatan ATKI Taiwan pada tanggal 16 juni 2013 rapat akbar yang diberitakan adalah hanya panggung hiburan Nada dan Dakwah
Editor: Rachmat Hidayat
Oleh Atin Safitri, Ketua ATKI-Taiwan
TRIBUNNEWS.COM,JAKARTA--Menanggapi pemberitaan di Tribun News 10.000 Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Taiwan Dukung Jumhur Ikut Konvensi Capres http://www.tribunnews.com/2013/06/20/10000-tki-taiwan-dukung-jumhur-ikut-konvensi-capres ) dan beberapa pemberitaan media-media lain.
Catatan ATKI Taiwan pada tanggal 16 juni 2013 rapat akbar yang diberitakan adalah hanya panggung hiburan Nada dan Dakwah yang hanya dihadiri oleh sekitar beratusan orang saja yang mayoritas adalah TKI Taiwan.
Selain itu ATKI juga menilai bahwa berita tersebut sangat jauh dari kenyataan yang ada, selain dukungan konvensi terhadap Jumhur Hidayat ataupun kesuksesan-kesuksesan program Jumhur Hidayat seperti yang disebut dalam pemberitaan adalah program online demi meminimalisasi dokumen palsu dan human traficking, padahal fakta yang kami alami di Taiwan, sistem online tidaklah berpengaruh sama sekali dan tidak ada hubungannya dengan penyelesaian kasus human trafficking.
Online ataupun offline tetap saja, jika calo/broker atau sponsor PPTKIS bergentayangan ke desa-desa mencari Calon TKI dengan melakukan segala cara, termasuk memalsukan documen dan memasukan Calon TKI dalam perangkap mereka dengan dalih training ( padahal itu TKI dikurung ). Online pun sama saja, jika PPTKIS yang mendapat hak akses atas sistem, memasukkan data-data calon TKI yang telah mereka palsu (sampah pun diterima oleh sistem online).
Kebijakan yang Membuat TKI Kecewa
Terkait asuransi TKI, ATKI menilai banyak pelanggaran dalam kebijakan asuransi, TKI dipaksa membeli asuransi (meskipun sudah diasuransikan pengguna di luar negeri), TKI tidak diberi polis asuransi, sehingga tak akan bisa mengklaim asuransi mereka apabila mengalami musibah.
Terkait dengan perpanjangan paspor tanpa biaya, seperti ditulis dalam pemberitaan, gratis darimana?. Silahkan kawan-kawan media periksa di lapangan, berapa biaya yang di tanggung TKI Taiwan dalam memperpanjang paspor, yang resmi saja ada tarif yang dibebankan kepada TKI.
Apakah itu yang dinamakan gratis, seperti yang diberitakan?
Biaya Penempatan TKI Tujuan Taiwan:
Yang mana biaya penempatan sampai saat ini masih mencekik leher TKI, Calon TKI harus menanggung beban biaya penempatan setinggi langit, dengan potongan gaji perbulan hingga 9 bulan lamanya untuk pekerja sektor informal (PRT), dan dibayar secara tunai 38 juta sampai 60 juta untuk pekerja sektor formal (Pabrik), beban biaya ini ditentukan sepihak oleh PPTKIS/PJTKI di Indonesia dan pemerintah termasuk BNP2TKI membiarkan jerat hutang ini tetap dialami TKI.
Kami TKI di Taiwan sudah berupaya untuk melakukan beragam cara untuk menyampaikan suara kepada pemerintah Indonesia, agar biaya penempatan TKI tujuan Taiwan diturunkan dan disosialisasikan bahwa maksimal potongan gaji adalah 1 bulan gaji. Namun kami TKI di Taiwan hanya menemui jawaban yang sama (akan kita tindaki lanjuti dan akan saya revisi biaya penempatan TKI tujuan Taiwan). Apakah kita disuruh makan janji-janji, tiada bukti?
Re-Entry Hiring / tentang kenaikan gaji PRT :
Isu kenaikan gaji yang dinyatakan Jumhur Hidayat berasal dari hasil pembicaraan KDEI dengan TETO pada bulan Agustus 2012 di Bali, serta pertemuan Jumhur Hidayat dengan KDEI pada 14 Desember 2012 di Taipei.
Ironisnya yang akan dibicarakan hanya gaji bagi pekerja yang memperpanjang kontrak secara kontrak mandiri (direct hiring). Sementara yang menggunakan agensi/PJTKI tidak bisa menikmati kenaikan gaji ini. Ide sepihak dari pemerintah Indonesia melalui KDEI dan BNP2TKI ini sangat meresahkan.
Kami BMI membutuhkan perlindungan sejati, kami BMI membutuhkan bukti, bukan janji!. Intinya adalah, bahwasanya semua yang ada dalam pemberitaan tersebut adalah bentuk kebohongan publik atas nama TKI Taiwan untuk kepentingan politik.