Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Dicari, Pemimpin yang Bangga Berbahasa Indonesia
Napoleon pun menyatakan dirinya hanya bertengkar dengan tiran pemerintahan Kaisar Austria Francis I
Oleh: Janu Wijayanto, Seorang Pemerhati Kebangsaan
TRIBUNNEWS.COM - Dunia mencatat Napoleon memenangkan pertempuran di Milan, Italia pada tahun 1796 namun bukannya mendapat cap penjajah ia justru disambut warga Milan sebagai seorang pembebas heroik.
Napoleon pun menyatakan dirinya hanya bertengkar dengan tiran pemerintahan Kaisar Austria Francis I seorang Italia yang telah memperbudak mereka.
Sementara itu dalam invasinya ke Mesir ia bahkan menyatakan dirinya pembebas Mesir dan pelindung Islam. Apakah klaim Napoleon itu tepat tentu banyak versi, namun kita bisa melihat sepak terjangnya disana.
Bagaimana dia mengajak para ilmuwan dan arkeolog untuk mempelajari kebudayaan dan membangun peradaban, menginisiasi terusan Suez dan mencari kunci untuk menerjemahkan huruf hieroglif Mesir. Singkat kata, betapa kekuatan kebudayaan begitu penting bagi peradaban kemanusiaan yang bisa dijadikan kerja besar seorang pemimpin.
Sebuah imajinasi besar yang didukung prinsip dan karakter yang kuat. Bangsa besar senantiasa memberi tempat yang terhormat pada kebudayaannya. Tak terkecuali di Indonesia. Pemimpin di Indonesia sejak jaman masyarakat bersuku-suku telah menunjukkan kepeduliannya terhadap kebudayaan.
Ada banyak hal yang bisa kita lihat dari sisa-sisanya saat ini seperti teknik bercocok tanam, sistem kepercayaan, arsitektur, perhitungan hari dan lain sebagainya yang turut memeriahkan landskap kebudayaan nasional.
Di era kerajaan jelas kebudayaan Indonesia menunjukkan nilai yang cukup tinggi. Koleksi kitab, senjata, hiasan mahkota, artefak, candi dll banyak dikoleksi museum di dalam negeri terlebih di luar negeri. Pada masa kepemimpinan negara paska kemerdekaan pun nampak betapa pemimpin-pemimpin Indonesia begitu gandrung dengan kebudayaan dan memberi tempat yang terhormat terhadap perihal budaya ini.
Tokoh-tokoh pergerakan nasional rata-rata melek budaya, peduli kesenian dan sastra. Malah seakan berlomba dalam karya dari Buya Hamka sampai Nyoto, Sutan Syahrir dan Tan Malaka. Sekedar catatan, kita masih bisa mengenang cerita bagaimana presiden Soekarno mengajak ke istana para seniman untuk ikut berjuang.
Kerja kebudayaan tidak asing baginya, semua itu nampak dari kegiatannya bersama pelukis-pelukis istana seperti Dullah, Lee Man-Fong dan Lim Wasim. Bahkan koleksi lukisan Presiden Soekarno disebutkan sebagai koleksi lukisan presiden yang terbanyak di dunia yaitu 2300 bingkai (Asvi Warman Adam:2010).
Meski banyak menuai kritik melakukan jawanisasi Indonesia namun kita toh masih juga bisa melihat dari catatan sejarah bagaimana Presiden Suharto menaruh perhatian terhadap aktivitas kebudayaan nasional. Pertunjukan wayang kulit dan kesenian daerah lain banyak mewarnai perhelatan hari-hari besar negara.
Memang terkesan memberi rakyat dengan pertunjukan sirkus agar sedikit protes kepada penguasa akan tetapi setidaknya nilai budaya nasional masih bertahan dalam praktek bernegara. Minimal dalam setiap pidato Presiden Soeharto selalu menggunakan bahasa Indonesia. Bahkan di era nya mencanangkan penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, sampai ada perhatian terhadap ejaan yang disesuaikan (EYD).
Kepribadian Indonesia penting untuk dijaga, terlebih jika menilik Indonesia memiliki rekam jejak panjang terkait kebudayaan. Banyak bagian dari kebudayaan Indonesia yang hingga kini terus mendapat pengakuan dunia internasional. Kebudayaan Indonesia pun memiliki posisi penting di dunia.
Malahan seorang ilmuwan berkebangsaan Brasil secara optimis menyebutkan Indonesia sebagai peradaban dunia dan secara terbuka melalui risetnya menyebutkan bahwa Atlantis sebagai benua yang hilang itu berdasarkan analisa dan risetnya selama puluhan tahun ada indikasi terletak di wilayah kepulauan negara Indonesia (Santos:2009).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.