Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Duh, Semua Terserang 'Demam Jokowi'
MEMBUKA berita, semua media sejak Sabtu (15/3) hingga Senin (17/3/2014) hari ini kerap membicakan "Jokowi".
Oleh: Sri Mulyono
(Pengurus Perhimpunan Pergerakan Indonesia)
MEMBUKA berita, semua media sejak Sabtu (15/3/2014) hingga Senin (17/3/2014) hari ini kerap membicakan "Jokowi".
Pemberian mandat kepada Jokowi sebagai bakal calon presiden yang diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, juga menjadi headline hampir di semua media baik cetak maupun elektronik.
Sebagian besar pro dan sebagian kecil kontra. Dalam Demokrasi itu hal biasa, yang penting demi rakyat Indonesia ke depan lebih baik.
PDIP memang sangat cerdas mengambil keputusan. Momentumnya tepat. Lawan lawan politik PDIP dibuat terhenyak, kaget dan mungkin panik, walaupun mereka berusaha tetap tampil tenang
Berpijak pada kemenangan Demokrat dan SBY pada Pemilu 2004 dan 2009, saya menduga PDIP akan mendulang suara signifikan dari beberapa sumber.
Sumber yang pertama adalah, suara mengambang "Swing voters". Kelompok ini, biasanya berpijak pada patron atau figur.
Hal ini, terjadi pada Demokrat dan SBY pada Pemilu 2004 dan 2009. Sumber suara yang kedua adalah "Golputers" atau para golput.
Kelompok ini akan berubah pikiran untuk menggunakan hak pilihnya. Karena sebuah harapan kepada sosok baru bernama Jokowi, yang dinilai sudah menunjukan kinerjanya secara nyata dan diyakini mampu membawa Indonesia lebih baik.
Sumber suara yang ketiga adalah, kelompok simpatisan yang dikecewakan oleh partainya. Sebut saja partai Demokrat dan PKS yang babak belur oleh kasus korupsi.
Demam Jokowi, menurut saya cukup positif. Karena demam jokowi adalah demam kesederhanaan, apa adanya, Jujur, kerja keras, tidak banyak omong, praktis dan konkret.
Itulah yang mampu saya tangkap dari sosok Jokowi. Karakter inilah, yang akan mampu membawa Indonesia lebih baik. Sambutan hangat rakyat atas pencapresan Jokowi berarti lonceng kematian masa pencitraan.
Rakyat sepertinya sudah tidak butuh lagi sosok berpenampilan ganteng, tinggi besar dan selalu rapih. Terkesan berintelektual tinggi, tutur bahasa yang dibuat runut santun dan sebagainya.
Rakyat Indonesia mengalami perubahan besar, rakyat sekarang merindukan kejujuran, kesederhanaan dan kerja nyata. Wis opo anane wae, sing penting kerja nyata dan jujur, cukup!
Realitasnya rakyat Indonesia sebagian besar hidup dalam kesederhanaan dan Jokowi adalah symbol kesederhanaan. Persamaan frekuensi inilah yang akan menyedot paku paku suara rakyat menyatu dalam magnet Jokowi.
Wah kok saya jadi terlalu memuji Jokowi. Rupanya, saya juga ketularan Demam Jokowi,..semua Demam Jokowi. Yuk Blusukan,.. Blusukan..