Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Cita-cita Mulia Sang Juara Pidato Humor
Menjadi guru yang handal. Inilah yang memotifasi saya bergabung di Toastmasters
Editor: Johnson Simanjuntak
Oleh: Galuh Agasta
“Menjadi guru yang handal. Inilah yang memotifasi saya bergabung di Toastmasters. Sebab untuk menjagi guru, saya harus memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik,” ujar Galuh Agasta (24 tahun), pemenang Humorous Speech (pidato humor) Contest di Miri, Malaysia.
Ajang Humorous Speech Contest yang digelar di Hotel Meritz, Malaysia, awal November 2014 itu, Galuh yang mewakili Indonesia, berhasil menyingkirkan pesaingnya dari beberapa negara. Sebelumnya, Galuh juga menjadi pemenang ketiga dalam kompetisi pidato dalam bahasa Spanyol “La Manzana Magica/The Magic Apple” di Hiram Bingham, Lima-Peru, 2005.
Galuh yang juga ingin menjadi motivator, kemarin mengungkapkan, awalnya kurang percaya diri mengikuti lomba. “Perasaan saya awalnya takut banget, tidak percaya diri. Takut tidak lucu, dan gugup banget tiap mau tampil sampai sakit perut hahaha, tapi di waktu yang bersamaan, saya semangat karena ini peluang untuk mencoba berada di atas panggung,” ujar Galuh.
Wanita yang ingin mendirikan sebuah organisasi kegiatan untuk penderita Thalassemia di Indonesia bercerita, awalnya ingin menyerah karena memang tidak ada persiapan, dan belum latihan sama sekali.
Lalu teman-teman Innovators menyemangati, mereka berkata, "Yang terpenting adalah berusaha memberikan yang terbaik, bukan menang atau kalah", dan Bu Attie menyemangati saya dengan mengatakan anggap saja mengembangkan kemampuan, jangan dipikirin lombanya, just do it, and have fun. I only want you to try because I know you can".
Lantas Bu Attie terus menyemangati hingga Galuh tiba di Malaysia. Beliau mengingatkan bahwa panggung lomba miliknya.
“JUST HAVE FUN. Dan saat itu saya lupa dengan nuansa yang "menegangkan" itu, dan benar-benar menikmati panggung. Dari awal, saya tidak berharap dapat membawa pulang piala, apalagi pengalaman saya minim. Jadi dengan mendapatkan piala serta tepuk tangan dari penonton, menurut saya itu sesuatu yang spektakuler.”
Galuh yang menyelesaikan pendidikannya di Strategic Human Resources Management 2008-2012 - Assumption University, Thailand, pernah gabung Toastmasters di Thailand sekitar tahun 2010/2011 tapi tidak aktif dan keluar. Lalu bergabung dengan Toastmasters secara serius Mei/Juni tahun 2014.
Motivasi Galuh terjun di Toastmasters untuk menjadi public speaker dan leader yang baik, kita juga mendapatkan kesempatan untuk benar-benar terjun langsung dalam setiap kegiatan. Contoh, dalam setiap pertemuan, kita ditawarkan untuk mengambil peran yang berbeda dimana kita benar-benar dapat belajar mengelola dan menjadi peran tersebut.
Sejak masuk ke Toastmaster, Galuh jadi berkembang di lingkungan yang positif, dan mendapatkan banyak teman yang membantu saya utk berkembang. Di konvensi Miri pada November saya juga berkenalan dengan banyak orang dari berbagai macam negara, dan banyak yang memberikan saya motivasi, dan kesempatan/peluang untuk bekerja.
“Slogan District 87 "Move Beyond Limits" sungguh berarti bahwa di Toastmaster, kita tidak akan pernah berhenti untuk terus belajar dan berkembang untuk maju. Bahkan setelah menyelesaikan 10 project, selalu terus belajar.”ujar Galuh.