Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Indonesia Butuh "Per-mata"
Sejatinya tujuan kemerdekaan adalah melapangkan semua jalan yang pantas dilakukan dengan mempercepat proses pembangunan.
Editor: Hasanudin Aco
Oleh: Dody Susanto
Direktur Klinik Pancasila
TRIBUNNEWS.COM - Menghormati cita-cita pendirian negara bangsa sekaliber Indonesia dengan kecukupan Tridenta atau tiga kekuatan utama berupa sumber daya manusia, sumber daya nilai dan sumber daya alam membutuhkan komitmen lebih segenap warga bangsa dalam satu tarikan napas Indonesia maju dengan basis keteraturan.
Kata kunci keteraturan inilah yang harus dipompa menjadi agenda nasional yang mendesak mengingat anomali perilaku di berbagai bidang ikut mendistorsi hakikat kemerdekaan yang diimpikan semua komponen bangsa.
Sejatinya tujuan kemerdekaan adalah melapangkan semua jalan yang pantas dilakukan dengan mempercepat proses pembangunan agar dapat dinikmati hasilnya oleh orang banyak untuk waktu yang lama.
Namun gejala perjalanan mengisi kemerdekaan memberi sinyal kita selalu mengulangi kesalahan kesalahan atau error tanpa keseriusan untuk memperbaiki bahkan menyempurnakan demi kebaikan bersama sehingga hasil yang diperoleh pembangunan menjadi lama prosesnya, hasilnya belum merata dinikmati orang banyak dan segelintir pihak mengambil manfaat ekonomis berlebih karena absennya penghormatan atas nilai nilai keutamaan berbangsa dan bernegara.
Cara pengelolaan sendi sendi pembangunan bangsa yang belum memberi pemaknaan ideologi Pancasila secara operasional ikut menyumbang situasi tidak kongruen dengan makna dan cita mulia pendirian bangsa.
Ketersia-siaan sumberdaya akibat inefisiensi, kurang taat asas berupa absennya budaya perencanaan yang baik dalam semua segi kehidupan, ikut menyumbang kondisi tidak menguntungkan pada ketahanan nasional.
Kebiasaan minimnya perencanaan waktu aktifitas generasi pelajar ikut berkontribusi pada kemacetan lalu lintas.
Pemanfaatan sarana IT yang berlebihan sehingga tidur menjadi larut malam berakibat telat bangun pagi menyebabkan bertumpuknya mobilitas manusia dijam yang sama dengan keterbatasan akses jalan memberi penanda aspek perencanaan waktu belum terdiseminasi dengan baik oleh pemangku kepentingan kepada anak bangsa beratribut pelajar.
Disemua profesi multi matra , perencanaan yang baik belum menjadi habit dan justru tiba masa tiba akal masih mendominasi kegiatan lintas waktu anak bangsa ,sehingga ketidakteraturan menjadi pemborosan energi dan sumber daya.
Jika ditelusuri dengan perspektif manajemen, kita membiarkan situasi tersengat Murphy' s Law atau Hukum Murphy yang berbunyi "if anything can go wrong,it will" ketika segalanya akan menjadi kacau maka terjadilah.
Hukum Murphy sendiri berasal dari peristiwa yang dialami oleh Kapten Edward Murphy seorang kapten Angkatan Udara Amerika.
Pada tahun 1949 Murphy bertugas untuk menguji tekanan gravitisasi yang dialami oleh manusia pada pengujian roket.Berksli kali uji coba tersebut gagak.Belakangan Murphy menemukan penyebabnya yang tidak lebih dari kesalahan sambungan kabel.
Jika ada dua outcome dari satu rencana dan yang satu berujung pada kekacauan, maka jejak kekacauan itu srbenarnya sudah kita buat sebelumnya.Istilah ini masuk dalam kamus bahasa Inggris pada tahun 1958.
Hukum Murphy memang akan menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam kehidupan kita baik dalam skala individu, komunitas sistim ekonomi maupun kenegaraan.
Pada skala individu sering secars tidak sadar kita melakukan kesalahan yang sistimatis yang meninggalkan jejak error dan berujung pada error yang lebih besar.
Dalam sistim ekonomi hukum murphy bisa muncul dalam berbagai bentul dari gagalnya berbagai kebijakan ekonomi bahkan sampai krisis finansial. Kecelakaan Air Asia karena kesrwarutan izin dan aspek pemeliharaan mesin juga salah satu jejak sengatan hukum murphy dan banyak contoh lain, misalnya pelajar yang telat bangun pagi karena terburu buru jatuh dari ojeg, dimarahi guru, dan lupa bawa tugas dan seterusnya.
Di ultah ke 70 negeri tercinta mari berbenah dengah mengasah Perencanaan Matang atau Per- mata demi kemajuan bangsa. SEMOGA