Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Menikmati Serba Serbi Takjil di Masjidil Haram
Kala Ramadan tiba, takjil dapat dijumpai di mana-mana di Masjidil Haram. Bahkan, orang-orang itu berbondong-bondong memberi takjil buat yang lain.
Editor: Y Gustaman
Oleh: KH. Cholil Nafis, Lc., Ph D, Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat dan Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail PB NU
Hari Jum'at, 3 Juli 2015, sengaja saya berangkat dari hotel pukul lima sore ke Masjidil Haram untuk menjemput Magrib di bumi pertama yang Allah SWT ciptakan. Seperti baisa, di pintu hotel sudah ada pembagian makanan takjil berupa kurma, susu dan roti.
Saya ambil sekadarnya, eh petugas menambahkannya cukup banyak. Dengan berat menentengnya, saya bawa makanan itu hampir memenuhi tas plastik yang memang sudah berisi buah dan botol minum untuk diisi air zamzam.
Di jalan pun, tak luput dari beberapa orang yang mencegat untuk memberi makanan takjil serupa. Dengan alasan menyenangkan orang yang memberi itu, saya bawa makanan takjil itu sampai di dalam Masjidil Haram. Di depan Kakbah saya harus berbeda tempat dengan istri karena tempat salat laki-laki dipisah dengan tempat salat perempuan.
KH Cholil Nafis bersama istri saat berada di pelataran Masjidil Haram, Mekkah, 3 Juli 2015. (Dokumentasi KH Cholil Nafis)
Saya membagi kurma dan air ke istri untuk bekal takjilnya, eh banyak kaum hawa yang mengerumuni meminta isi tas plastik ini. Mereka minta susu, roti dan kurma karena dikiranya saya tukang membagi takjil keliling itu. Terakhir, di tas plastik jinjing itu tinggal botol kecil berisi air zamzam.
Saya menuju depan Kakbah untuk salat dan baca Alquran. Walhamdulillah sebelah kiri saya orang Sudan yang banyak menawarkan takjil. saya diambilkan segelas air zamzam, teh dan kurma. Bahkan saya diambilkan roti cane yang tidak saya suka itu.
Di sebelah kiri saya ada orang lain yang sedang berpakaian ihram, pastinya dia sedang melaksanakan ibadah umrah. Sungguh membuat saya mengira bahwa dia benar-benar lapar dan haus. Sebab dia mengambil takjil dari siapapun yang melintas. Dia mengambil empat gelas air putih, enam paket kurma, roti cane, dua gelas teh dan satu gelas kopi.
Saat Magrib tiba, ternyata seusai makan kurma, air dan teh, makanan itu ditawarkan ke kanan dan ke kirinya termasuk kepada saya. Begitulah cara dan sifat orang yang datang berumrah ke Mekkah dengan satu tujuan mendapat rida Allah SWT.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.