Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Log Zhelebour Rilis Album “Cermin” God Bless
Dan kini album yang dirilis 35 tahun silam kembali diedarkan oleh Log Zhelebor di bawah bendera Log Sound
Editor: Toni Bramantoro
Oleh: Alex Palit
Adalah “Cermin”. Di antara enam album God Bless, banyak penikmat rock menempatkan album Cermin (1980) yang saat itu digawangi Achmad Albar (vocal), Ian Antono (gitar), Donny Fattah (bas), Teddy Sujaya (dram) dan Abadi Soesman (kibor), produksi Jakarta Center (JC) Record, sebagai mahakarya grup rock legendaris ini, baik secara musikalitas baik dari sisi aransemen musik, komposisi maupun lirik.
Sekaligus menempatkan sebagai salah satu rekaman album rock Indonesia terbaik. Tak heran bila album ini kini menjadi salah satu target buruan kolektor kaset.
Tapi sayang, master album Cermin yang kini ada ditangan Log Zhelebour (Log Sound) dan pernah diedarkan dibawah label Billboard Indonesia ini rusak kena banjir, sehingga sulit untuk diremastering lagi secara utuh.
Tapi itupun tidak membuat Log putus asa menempuh jalan untuk bisa mengedarkan Cermin, mengingat album ini masih banyak diburu terutama oleh penggemar God Bless.
Dan kini album yang dirilis 35 tahun silam kembali diedarkan oleh Log Zhelebor di bawah bendera Log Music.
Tanpa bermaksud membandingkan dengan album God Bless lainnya. Salah satu kekuatan album ini yaitu memiliki kedalaman dalam mengangkat lirik bertema humanisme.
Kiranya tidak berlebihan menempatkan Cermin sebagai album rock religius yang digarap dalam sentuhan progressive rock.
Bahkan kalau kita dengarkan lagi album yang dirilis 35 tahun silam, tema lirik lagunya masih kontekstual dengan kondisi sosial persoalan kehidupan berbangsa yang sedang kita hadapi.
Dan sejauhmana sebuah karya lagu mampu menandai tanda zaman yang bergerak dalam ruang dan waktu. Semua dikembalikan lagi pada konteks sosial perjalanan waktu itu sendiri.
Seperti album yang dirilis tahun 1980 menemukan kembali momentum, dan masih kontekstual dengan realitas sosial persoalan kehidupan berbangsa yang sedang kita hadapi.
Album dirilis 30 tahun silam yang memajang sembilan nomor lagu ini seperti; Selamat Pagi Indonesia, Cermin, Balada Sujuta Wajah, Musisi, Sodom Gomora, Anak Adam, Insan Sesat, Ingat dan Tuan Tanah, di mana sebagian besar tema cerita dari lirik lagu tersebut masih mewakili potret sosial yang terjadi di hari ini.
Sebagaimana salah satunya yang tercermin di lagu ciptaan Donny Fattah, berjudul Anak Adam; Kau dan aku, kita semua anak Adam / Datang dari satu rahim / Namun kini kita saling mendendam / Ini semua karena faham / Iri dengki datang mendera / Fitnah memfitnah / Kinipun beraksi
Pastinya dengan dirilisnya album ini tidak sekadar ingin bernostaligia dengan album yang dirilis 35 tahun silam.
Justru lewat cerita lirik lagu yang tersirat album ini kembali mengajak kita untuk bercermin pada “Cermin”, di mana beragam peristiwa yang terjadi hari ini tercermin di album Cermin, seperti tersirat di lagu Anak Adam, dan lagu lainnya.
* Alex Palit, citizen jurnalis, pendiri Forum Apresiasi Musik Indonesia (Formasi)