Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Menyelesaikan Tawaf Ifadah
Rasa syukur luar biasa kami panjatkan ke hadirat Illahi karena atas perkenaannya kami telah dapat menyelesaikan Thawaf Ifadah
Editor: Toni Bramantoro
Oleh: Heru Pujihartono
Alhamdulillah. Rasa syukur luar biasa kami panjatkan ke hadirat Illahi karena atas perkenaannya kami telah dapat menyelesaikan Thawaf Ifadah (Ifadhoh) dan dilanjutkan dengan Sai pada Senin (28/9) malam atau Selasa (29/9) dinihari WIB. Terimakasih ya Allah.
Demikian yang pertama-tama disampaikan oleh Heru Pujihartono kepada Tribunnews, Selasa pagi waktu Saudi atau siang WIB.
Saya bersama sahabat, tubagus adhi, menyampaikan kabar sukacita mengenai ibadah haji mereka. Alhamdulillah, kami diberi kemudahan dan kelancaran sehingga Thawaf Ifadah dan Sai itu kami selesaikan dengan baik.
Setelah menyelesaikan Thawaf Ifadah dan Sai, banyak orang mengatakan bahwa ibadah hajinya telah sempurna.
Thawaf (mengelilingi Baitullah/Kabah tujuh putaran) dan Sai (berjalan dari Safa dan Marwah, dihitung tujuh kali), adalah rukun haji. Lainnya, berpakaian Ihram, dan Wukuf di Arafah.
Ini berbeda dengan wajib haji. Yakni, ihram dari Miqot, Wukuf di Arafah hingga terbenam matahari, bermalam (mabbit) di Mudzalifah, bermalam (mabbit) di Mina, melempar jamarat (jumroh), cukur rambut ((tahalul), dan Thawaf Wada (perpisahan).
Pada rukun haji, barang siapa yang meninggalkan satu saja dari rukun haji maka hajinya tidak sempurna.
Sementara pada wajib haji, satu saja dari wajib haji ini ditinggalkan, maka ia harus menggantinya dengan fidyah atau berkurban, dan wajib menyembelihnya di Mekkah tanpa ia harus turut memakannya.
THAWAF & SAI
Saya menyempurnakan ibadah hajinya melalui Thawaf Ifadah dan Sai bersama-sama puluhan jemaah biro perjalanan umroh dan haji khusus Hiratour.
Oleh pembimbing dari Hiratour, Ustaz Farhan, saat Thawaf Ifadah dan Sai itu saya bahkan didaulat sebagai 'pemimpin'. Artinya, saya yang paling depan dalam barisan.
Strategi ini sangat tepat. maklum, saya memiliki badan tinggi besar, mungkin dinilai kuat dan kokoh.
Saya bisa memimpin para jemaah lainnya dalam melakukan Thawaf dan Sai yang dinihari tadi belum berkurang kepadatannya.