Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Jungkalkan Pesaing di Playoff, Ian Kampiun IGT 2015

Putaran terakhir Grand Final Indonesian Golf Tour (IGT) presented by LINC Group musim 2015 benar-benar menyajikan pertarungan sengit.

zoom-in Jungkalkan Pesaing di Playoff, Ian Kampiun IGT 2015
ist
Ilustrasi Golf 

Oleh : Ridha Septania

TRIBUNNERS - Putaran terakhir Grand Final Indonesian Golf Tour (IGT) presented by LINC Group musim 2015 benar-benar menyajikan pertarungan sengit.

Penentuan juara Grand Final harus dilakukan dalam drama lanjutan (play off), dan diikuti oleh Benita Y Kasiadi, Ian Andrew, dan Rinaldi Adiyandono. Ketiganya sama-sama mencetak skor total 208 (delapan di bawah par) setelah menyelesaikan putaran akhir sehingga harus melanjutkan ke play off.

Ian Andrew akhirnya mengukuhkan diri sebagai juara Grand Final Indonesian Golf Tour presented by LINC Group di 2015. Birdie dari jarak sekitar dua meter mengantarkan pegolf berusia 27 tahun tersebut sebagai pegolf terbaik Indonesia musim ini setelah Benita dan Ian hanya mampu membuat par.

“Saya sengaja untuk menyerang pin di pukulan ketiga, karena saya lihat bola Benita hanya setengah meter ke pin. Tetapi, ternyata bola saya jatuh di depan pin. Karena itu, saya memaksa untuk membuat birdie, dan berhasil,” ujar Ian.

Ian menyelesaikan putaran terakhir dengan skor 70 (dua di bawah par), menjaga posisinya di puncak leaderboard yang ditempatinya bersama Rinaldi pada putaran kedua. Namun, Ian mengakui dirinya sempat was-was melihat permainan Benita pada putaran 18 hole.

“Di hole 17 saya sudah drop, ketika saya bogey dan Rinaldi birdie, sehingga saya tertinggal satu pukulan dari Benita dan Rinaldi yang sama-sama delapan-di bawah par. Mereka punya kesempatan (untuk menang) di hole 18, saya hanya bertekad bikin birdie di hole akhir. Untung, mereka gagal birdie di hole itu,” kata Ian, yang membawa pulang hadiah uang sebesar Rp 48 juta.

Berita Rekomendasi

“Tetapi, Benita memang luar biasa hari ini. Ia seharusnya bisa mencetak minimal 10-di bawah par. Sayang beberapa putt pendeknya tidak masuk,” lanjutnya.

Benita bermain seperti tanpa cela. Tanpa mencetak satu bogey pun, peraih tiga gelar seri IGT 2015 bisa menyamai perolehan skor total Ian dan Rinaldi setelah membuat skor 66 (enam di bawah par).

“Target saya hari ini adalah bermain delapan-di bawah par. Artinya, target ini sudah tercapai. Saya tidak berpikir untuk menjadi juara karena di hari kedua saya bermain sangat buruk. Itu sebabnya saya tidak menetapkan target itu. Ketika bisa bertanding ke play off, saya kira ini menjadi pencapaian terbaik setelah berhasil mencapai target delapan-di bawah par itu,” tutur Benita.

Rinaldi yang gagal mempertahankan gelar di Grand Final ini tidak terlalu kecewa dengan hasil akhir di play-off, meski sebenarnya ia berpeluang besar untuk menang. Ia melihat bahwa Grand Final ini sebagai try out dirinya sebelum terjun ke level Asian Tour musim depan.

“Ini menjadi batu loncatan saya, karena target utama saya adalah Q-School Asian Tour di Thailand. Turnamen ini bisa menempa mental dan permainan saya sehingga bisa mencapai peak pada saat Q-School,” ucap Rinaldi.

Ia justru ikut berbangga dengan kemenangan Ian. Baginya, ini menandakan bahwa kemampuan sebagian pegolf profesional nasional mulai merata sehingga juaranya tidak tertumpu pada satu-dua orang saja. Ia melihat skor overall dirinya dan para pegolf lain mengalami peningkatan dalam setahun ini.

“Menurut saya, penyelenggaraan IGT musim lalu menjadi sebuah proses dari apa yang bisa dilihat improvement-nya pada musim ini. Para pegolf kita menjadi lebih matang, dan semangat kompetitifnya pun makin terasah,” tambahnya.

Selain pengumuman pemenang, dalam Grand Final Indonesian Golf Tour (IGT) presented by LINC Group musim 2015 diberikan pula penghargaan kepada para sponsor dan lapangan golf yang telah mendukung kelancaran penyelenggaraan IGT kalender musim 2015. Beberapa media pun mendapat penghargaan atas atensi dan peliputannya terhadap IGT 2015.

Cahyo dan Putri Raih Low Amateur

Untuk kategori amatir, Cahyo Adhitomo akhirnya meraih gelar low amateur. Keunggulan pukulan yang diukir Cahyo sehari sebelumnya tidak membuatnya dirinya menyia-nyiakan kesempatan. Hari ini pegolf yang biasa disapa Bobby menyelesaikan putaran akhir dengan skor 71(satu-di bawah par), sehingga mengumpulkan skor 215 (satu-di bawah par). Cahyo mengungguli Dicky Prionggo dengan tujuh pukulan.

Sementara,untuk amatir putri,Putri Aisyah Amani memenangi pertarungan dengan Michela Tjanmelalui countback, dan menyabet Low Amateur untuk putri.

Putri yang membukukan skor 79 (tujuh di atas par) dan Michela yang hari ini bermain dengan skor 80 sama-sama mengumpulkan skor total 239 (23 di atas par). Pemenang akhirnya diputuskan dengan countback, skor hari ini yang dibuat keduanya dalam jumlah hole yang ditetapkan.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas