TRIBUNNERS - Dewasa ini berwisata tidak hanya menjadi suatu pelengkap dalam kehidupan masyarakat dunia melainkan sudah menjadi kebutuhan yang berusaha untuk dipenuhi oleh setiap individu. Oleh sebab itu perkembangan arus pariwisata sulit sekali untuk dibendung.

Demi menunjang kebutuhan para wisatawan, maka setiap daerah tujuan wisata melakukan pembangunan fasilitas pariwisata yang sebesar-besarnya, bahkan tidak jarang dilakukan eksploitasi terhadapat alam sekitar.

World Tourism Organization (UNWTO) adalah organisasi PBB yang menaungi bidang lebih dari 480 anggota afiliasi mewakili sektor swasta, lembaga pendidikan, asosiasi pariwisata dan otoritas pariwisata setempat.

UNWTO terus mendorong pelaksanaan kode etik pariwisata, dengan maksud untuk memastikan bahwa negara-negara anggota tujuan wisata dan bisnis memaksimalkan dampak ekonomi, sosial dan budaya positif dari pariwisata dan sepenuhnya menuai keuntungan, sementara meminimalkan nya negatif sosial dan lingkungan dampak.

Berkaitan dengan hal tersebut, isu “climate change and global warming” menjadi salah satu isu yang cukup diperhatikan oleh UNWTO.

Saat ini kondisi perubahan iklim global ini telah menuju tahap yang parah dikarenakan banyaknya penggunaan energy dari bahan bakar fosil yang tak hentinya dan penghasilan emisi-emisi gas rumah kaca.

Climate Change dan Global warming akan berdampak besar pada keadaan alam dan lingkungan, padahal sektor pariwisata sangat bergantung kepada segala SDA yang dihasilkan oleh alam.

Namun tidaklah dapat dibantah juga realita bahwa sektor pariwisatalah salah satu sektor yang menyebabkan banyaknya pengerusakan alam dan penghasil gas-gas emisi yang menyebabkan global warming.

Oleh karena itu, UNWTO sangat gencar dalam melaksanakan ataupun mendukung rencana-rencana pada sektor pariwisata dalam rangka mewujudkan pengembangan pariwisata yang ramah terhadap lingkungan.

Salah satu mega proyek yang sedang dilirik oleh UNWTO adalah proyek rancangan EU (European Union) atau Uni Eropa yang dinamakan neZEH.

Menurut informasi yang dihimpun, dari website neZEH, bangunan yang sudah ada bertanggung jawab atas 40% dari total pemakaian energy dan menghasilkan emisi gas rumah kaca sebesar 36%.

Dari data tersebut dapat dilihat bahwa jika dapat terwujud sebuah bangunan dalam hal ini hotel, yang mana bersifat ramah terhadap lingkungan, maka akan dapat menghemat cukup banyak pemakaian energy dan penekan angka penghasilan emisi rumah kaca.

Hal tersebutlah yang mendorong EU untuk merancang proyek neZEH atau yang kepanjangannya “Nearly Zero Energy Hotel”. neZEH bertujuan untuk mempercepat laju renovasi skala besar dari hotel yang telah ada menjadi berbasis neZEH dengan menyediakan teknis saran untuk para pelaku bisnis perhotelan dan menunjukkan keunggulan dari proyek neZEH di sektor perhotelan Eropa.

Mega proyek ini tentu sangat menarik bagi para pelaku bisnis disektor pariwisata, oleh sebab itu dalam salah satu acara tahunan yang diselenggarakan oleh UNWTO yaitu FITUR, akan memasukkan “neZEH International Conference”, ke dalam salah satu rencana kegiatan.

Dalam “neZEH International Conference” tersebut akan dibagi ke dalam dua sesi yaitu morning session dan afternoon session.

Dalam morning session akan fokus pada penyajian dua langkah utama untuk yang dimasukkan sebagai pertimbangan ketika terlibat dalam proyek neZEH.

Sedangkan pada afternoon session, para mitra neZEH akan menjelaskan mengenai inisiatif untuk membantu industri akomodasi untuk menjadi lebih efisien dan ramah lingkungan.

Fitur sendiri akan diadakan di Madrid pada tanggal 20 – 24 Januari 2016. So, ini event yang menarik sekali untuk dihadiri oleh para anggota UNWTO, serta mungkin menjadi sebuah kesempatan untuk mewujudkan pariwisata yang lebih ramah lingkungan.

Selengkapnya