Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Narsis Bersama Hewan Langka Membahayakan

Fenomena narsis dalam bentuk pamer foto satwa langka yang disiksa kini menjadi tren di media sosial.

zoom-in Narsis Bersama Hewan Langka Membahayakan
Tribunnews.com/Theresia Felisiani
Seorang pria bernama Yusup Supriadi (23) ditangkap Bareskrim Polri karena menjual hewan langka dan dilindungi yaitu elang dan kucing hutan. 

Sebuah studi komprehensif berjudul Market for Extinction: An inventory of Jakarta’s bird markets yang dikeluarkan oleh TRAFFIC pada 25 September 2015 menunjukkan tingginya perdagangan burung ilegal, terutama burung endemik Indonesia di pasar-pasar burung di Jakarta.

Penelitian selama tiga hari yang dilakukan di tiga lokasi pasar burung di Jakarta yaitu Jatinegara, Pramuka dan Barito itu menyebutkan, sekitar 19 ribu individu burung yang berasal dari 206 jenis terus diperjualbelikan.

Sekitar 98 persen dari seluruh burung yang berhasil diamati merupakan jenis burung endemik Indonesia atau yang tidak ditemukan di negara lain.

Hasil investigasi Scorpion Wildlife Trade Monitoring Group juga mengungkap terjadinya peningkatan perdagangan satwa langka di pasar pasar satwa maupun perdagangan online pasca bencana kebakaran hutan.

Di pasar satwa Jatinegara Jakarta, satwa langka dijual secara bebas dan terbuka diluar kendali Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) DKI Jakarta, seperti berbagai burung jenis elang, kucing hutan, lutung Jawa dan lainnya mudah ditemui di sana.

Pada pertengahan Oktober 2015, penulis yang menyamar menjadi seorang pembeli berhasil masuk kedalam jaringan pedagang satwa langka online dan mengunjungi salah satu lokasi mereka di Kota Tangerang.

Para pedagang satwa langka daring ini menggunakan akun Facebook yang disamarkan untuk menjajakan satwa langka dagangannya.

Berita Rekomendasi

Tidak mudah untuk mengungkap otak atau big boss dari jaringan perdagangan satwa langka online.

Big boss biasanya tidak bersentuhan langsung dengan pembeli. Ia memiliki beberapa anak buah yang berfungsi sebagai penghubung.

Biasanya, yang berhasil dijumpai pembeli hanyalah seorang kurir kepercayaan pedagang. Itu pun kalau beruntung.

Sebab, pedagang satwa langka online lebih sering bermain aman dengan menggunakan rekening bersama dalam transaksi pembayaran. Setelah uang ditransfer, paket berupa satwa langka akan dikirim ke alamat pembeli melalui jasa ekspedisi dengan nama paket yang disamarkan.

Kepada penulis, pedagang satwa langka daring menawarkan satwa langka berupa kepala macan tutul offsetan.

Satu kepala macan tutul offsetan dihargai Rp 3.500.000. Selain kepala macan tutul offsetan, ditawarkan pula bayi beruang madu. Pedagang menghargai tiap bayi beruang madu senilai Rp. 5.500.000.

Macan tutul (Panthera Pardus Melas) dan beruang madu (Helarctos Malayanus) adalah spesies yang dilindungi menurut PP No 7 tahun 1999 dan UU No 5 tahun 1990.

Halaman
123
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas