Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners

Tribunners / Citizen Journalism

2016 Tahun Pembuktian Jokowi

Presidium Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (PP ISKA) mengatakan tahun 2016 sebagai tahun pembuktian bagi pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam

Editor: Samuel Febrianto
zoom-in 2016 Tahun Pembuktian Jokowi
Biro Pers-Sekretariat Presiden/Laily
Presiden Joko Widodo saat mengumumkan Johan Budi SP sebagai Juru Bicara Presiden di Istana Merdeka, Selasa (12/1/2015) 

Ditulis oleh : Benny Sabdo

TRIBUNNERS - Presidium Pusat Ikatan Sarjana Katolik Indonesia (PP ISKA) mengatakan tahun 2016 sebagai tahun pembuktian bagi pemerintahan Presiden Joko Widodo dalam bidang ekonomi.

ISKA melihat paket deregulasi yang dikeluarkan pemerintah cukup baik meski dampaknya baru bisa dirasakan dalam jangka panjang.

Menurut Ketua PP ISKA, Muliawan Margadana, pemerintah seharusnya membuat kebijakan yang langsung terkait dengan aspek komersial dan jangka pendek sehingga dampaknya dapat dirasakan secara langsung oleh dunia industri.

Muliawan menambahkan saat ini kondisi sudah semakin kritis di hampir semua lini industri. Ia menjabarkan, sektor komoditas yang selama ini menjadi andalan pemasukan negara sedang mengalami masa yang sangat sulit.

Untuk itu, pemerintah harus berani untuk membantu sektor tersebut.

"Mengingat sektor riil komoditas adalah salah satu keunggulan Indonesia dibanding beberapa negara lain," ujar Muliawan.

BERITA TERKAIT

Direktur Eksekutif Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Agung Pambudhi memproyeksikan ekonomi Indonesia akan tumbuh 5,5% tahun 2016. Inflasi diharapkan berada di kisaran 3-5%, dan nilai tukar terhadap USD di Rp 13.500.

"Hal tersebut didasari perkembangan ekonomi global maupun reformasi ekonomi dalam negeri yang memang ada perbaikan namun belum kuat perbaikannya," ujarnya dalam Focus Group Discussion ISKA tentang Prospek Ekonomi 2016.

Terkait Masyarakat Ekonomi Asean, Agung mengatakan bahwa kekhawatiran terjadinyna serbuan tenaga kerja terampil di tahun 2016 hanyalah kekhawatiran semu.

Menurutnya, Mutual Recognition Arrangement (MRA) atas delapan bidang profesi masih harus dilengkapi sejumlah tahap teknis lanjutan, juga bukan merupakan kebebasan untuk bekerja, melainkan merupakan pengakuan kesamaan kualifikasi pendidikan keterampilan.

"Persoalannya adalah keseriusan pemerintah Indonesia untuk terus memperbaiki kualitas kebijakan maupun konsistensi implementasinya," ujarnya. 

Sementara itu, Deputi Kementerian BUMN ,Aloysius Kiik Ro mengatakan Indonesia memiliki potensi bonus demografi yang lebih dibandingkan negara-negara tetangga di ASEAN.

Namun untuk mencapai potensinya tersebut Indonesia memiliki tantangan. Tantangan tersebut menurutnya adalah pembangunan yang belum merata serta masih tingginya angka kemiskinan di Indonesia.

Halaman
12
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
berita POPULER
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas