Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

IJTI Papua Minta Kapolda Ungkap Wartawan yang Bekerja Sebagai Agen Intelijen Asing

Ketua Ikatan Jurnalis Televisi (IJTI) Papua dan Papua Barat, memberikan dukungan kepada pihak Kepolisian Daerah Papua mengungkap oknum Jurnalis di Pap

zoom-in IJTI Papua Minta Kapolda Ungkap Wartawan yang Bekerja Sebagai Agen Intelijen Asing
TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN
Pejabat baru Kapolda Papua Brigjen Pol. Paulus Waterpauw mengikuti Upacara Serah Terima Jabatan Kapolda Papua dan Kapolda Papua Barat, di Rupatama Mabes Polri, Jakarta Selatan, Jumat (31/7/2015). Brigjen Pol. Paulus Waterpauw yang sebelumnya menjabat Kapolda Papua Barat itu, menggantikan Irjen Pol. Yotje Mende yang memasuki masa pensiun, dan jabatan Kapolda Papua Barat digantikan oleh Brigjen Pol. Royke Lumowa. (TRIBUNNEWS/IRWAN RISMAWAN) 

Ditulis oleh : Chanry Andrew Supripatty

TRIBUNNERS - Ketua Ikatan Jurnalis Televisi (IJTI) Papua dan Papua Barat, memberikan dukungan kepada pihak Kepolisian Daerah Papua mengungkap oknum Jurnalis di Papua yang bekerja sebagai agen (spionase) asing.

Hal tersebut dikatakan Ketua IJTI Papua dan Papua Barat, Richardo Hutahaen kepada media ini, di Sorong, Senin (22/2/2016).

Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw belum lama ini mengungkapkan adanya oknum wartawan yang bekerja sebagai agen (Spionase) negara asing.

Menurut Richardo, pernyataan Kapolda Papua tersebut tidak harus ditanggapi negatif. "Pernyataan Kapolda Papua itu tidak usah membuat organisasi pers dan wartawan di Papua menjadi kebakaran jenggot, saya rasa pernyataan Kapolda Papua itu baik, agar jurnalis di Papua, dapat mengintropeksi diri masing-masing," ujarnya.

Lebih lanjut Richardo menghimbau agar jurnalis dan organisasi pers di Papua membantu Polda Papua untuk mengusut tuntas siapa sebenarnya oknum wartawan di Papua yang termasuk dalam jaringan laba-laba tersebut.

"Kalo memang tidak terlibat ya syukur. Untuk itu jurnalis di papua harus bersatu membantu polda papua untuk mengusut tuntas siapa sebenarnya jaringan laba-laba ini," katanya.

Berita Rekomendasi

"Keberanian Polda Papua ini saya rasa membuka mata kita utk semakin profesional melakukan tugas jurnalis di Papua ini. Dan IJTI Papua akan merangkul seluruh organisasi pers dan wartawan di Papua untuk membantu Polda Papua untuk mengungkap adanya oknum wartawan di Papua yang termasuk dalam jaringan laba-laba tersebut."

Sementara itu, kepala Bidang Advokasi IJTI Papua dan Papua Barat, Chanry Andrew Suripatty, mengatakan, pernyataan Kapolda Papua tersebut harus disikapi dengan bijaksana, karena tentu ucapan itu ada dasarnya.

"Kasus ini harus disikapi secara bijaksana, tidak usah kebakaran jenggot, sudah jelas kalau polisi ungkapkan hal itu berarti mereka punya data akurat, kita harus kerja profesional, karena didalam undang-undang pers , sudah diatur soal pekerja pers," katanya. 

Menurut Chanry, hal tersebut harus diungkap secara terang benderang, agar tidak menjadi polemik ditengah-tengah wartawan.

Diberitakan sebelumnya, Kapolda Papua, Irjen Pol Paulus Waterpauw sempat mengungkapkan kepada beberapa media, adanya oknum wartawan di Papua yang diduga bekerja sebagai agen atau spionase negara asing, yang mana oknum-oknum tersebut dikategorikan masuk dalam jaring laba-laba.

Menurutnya beberapa oknum wartawan tersebut menjadi agen informasi luar negeri dalam melakukan propaganda soal kampanye terselubung Papua Merdeka yang kerap menjadi perhatian khusus dunia internasional.

"Saya menduga aksinya sudah lama," ungkap Waterpauw kepada wartawan, Rabu (17/2/2016) malam.

 "Jadi saya sebut sebagai jaringan laba-laba karena kegiatannya melakukan propaganda Papua ke luar negeri. Cara kerjanya adalah memutar balikan fakta soal kondisi Papua," terangnya.

Dugaan aktivitas propaganda yang dilakukan oknum wartawan, bukan hanya tercium olehnya, namun pihak Kementerian Luar Negeri juga sudah mengetahuinya. Hanya saja Polda Papua belum bisa mempublikasi identitas oknum tersebut.

"Nanti ada waktu kita ungkap identitasnya," katanya.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas