Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Budayawan Prediksi Presiden Indonesia Berikutnya dari Papua
Budayawan Gus Wahyu NH Aly, menilai generasi Papua di masa mendatang adalah generasi para pemimpin yang memiliki kebijaksanaan.
Ditulis oleh : Septika Wahyu Diananda
TRIBUNNERS - Budayawan Gus Wahyu NH Aly, menilai generasi Papua di masa mendatang adalah generasi para pemimpin yang memiliki kebijaksanaan.
Sehingga upaya para separatis untuk melepaskan diri dari Indonesia dinilai sebagai upaya menghalang-halangi generasi Papua ke depan menjadi pemimpin untuk Indonesia.
Para separatis, dikatakan oleh pakar Ushul Fiqh ini, sebagai kalangan yang tidak menginginkan masyarakat Papua menjadi pemimpin NKRI.
“Saya memprediksi, jika seluruh masyarakat Papua berjuang serius sebagai bagian dari keluarga besar Indonesia, tahun 2049 yang memimpin Indonesia itu saudara kita dari Papua,” ujar pengasuh Lawang Ngajeng di depan ratusan mahasiswa, dalam seminar kebangsaan dengan tema Menjaga Keutuhan Bangsa sebagai Implementasi Asas Bhineka Tunggal Ika, yang diselenggarakan oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP Universitas Diponegoro, Semarang, Kamis, (25/02/2016).
Dikatakannya Papua sebagai bagian dari Nusantara sudah sejak berabad-abad lamanya.
Termasuk di era kerajaan Sriwijaya dan Majapahit, hingga kemudian penjajah tiba di wilayah Papua.
Ia mengatakan, saat ini ada negara asing yang ingin Papua terpisah dari Indonesia. Maksudnya agar Papua menjadi negara bonekanya.
Sementara itu Mayor Kav Triyono, seorang narasumber lainnya dalam seminar tersebut mengingatkan masyarakat Indonesia untuk tidak melakukan kegiatan separatisme.
"Bhineka Tunggal Ika adalah fakta di Negara ini, titipan untuk kita jaga bersama-sama,” ujar Danramil Gunung Pati, Semarang tersebut.
Selain itu, Triyono juga berharap seluruh elemen masyarakat agar turut aktif menjaga kedaulatan NKRI, termasuk di dunia sosial media. Menurutnya belakangan ini marak gerakan yang mengadu domba antar masyarakat Indonesia di media sosial.
“Upaya memecah-belah bangsa saat ini juga menjamur di media sosial. Jadi saya harap, semua ikut aktif untuk berkontribusi menjaga negara ini melalui media sosial. Kelihatannya sederhana, tapi ini sangat mulia," katanya.
Pada kesempatan tersebut, Dosen Politik Universitas Diponegoro (Undip), Susilo Utomi, yang juga pemateri dalam acara tersebut mengajak masyarakat memahami Bhineka Tunggal Ika secara menyeluruh.
“Keindahan ini mari kita jaga bersama. Kita rawat dan kita pertahankan,” tuturnya.