Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Inilah Penyebab Pasar Saham Menyerah Pada Harga Minyak
Pasar saham dunia menyerah di perdagangan hari Selasa lalu di tengah turunnya harga minyak dunia, yang telah sukses menghancurkan rasa percaya diri pa
Ditulis oleh : Lukman Otunuga, Riset Analis FXTM
TRIBUNNERS - Pasar saham dunia menyerah di perdagangan hari Selasa lalu di tengah turunnya harga minyak dunia, yang telah sukses menghancurkan rasa percaya diri para investor terhadap ekonomi dunia.
Saham Asia dibuat terpukul dan tertekan setelah depresiasi besar-besaran yang dilakukan oleh Bank Sentral Cina terhadap mata uang Yuan, sementara menguatnya mata uang Yen memukul saham Jepang dan menariknya ke dalam teritori merah (red territory).
Kekalahan-kekalahan ini menembus ke pasar Eropa yang sudah tertekan karena adanya keengganan mengambil resiko dan terpaksa untuk menjual dengan harga rendah.
Saat survei terbaru German Ifo menunjukkan adanya penurunan moral menjelang bulan Februari.
Pasar Amerika pun mengikuti jalur negatif yang sama pada penutupan di hari Selasa dengan berada di teritori merah sementara para investor harus menelan kenyataan situasi ekonomi saat ini yang tidak menguntungkan.
Menjadi semakin jelas bahwa meningkatnya kekhawatiran terhadap keadaan ekonomi dunia menghasilkan lingkungan perdagangan yang sangat peka, yang terus ditentukan oleh pergerakan hebat di pasar minyak.
Dengan masih tingginya kekhawatiran terhadap pergolakan ekonomi dunia yang sedang berlangsung saat ini dan terus turunnya harga minyak dunia, seperti yang sudah diperkirakan, pasar saham mungkin akan menjadi rapuh dan terancam semakin terperosok karena para investor yang khawatir secara sistemis berlarian menjauh dari aset-aset yang beresiko.
Perdagangan WTI ke Arah $30
Harga minyak dunia menurun secara drastis selama perdagangan di hari Selasa saat laporan terbaru dari American Petroleum Institute yang menunjukkan kenaikan persediaan minyak mentah sebesar 7,1 juta barrel yang meningkatkan kekhawatiran akan adanya kelebihan persediaan yang berlimpah di pasar.
WTI Oil meraup perdagangan lebih lanjut ke harga $30 setelah tanggapan dari Menteri Perminyakan Saudi Arabia, Ali Al-Naimi menutup semua kemungkinan pemotongan produksi yang membayangi ketertarikan investor dan mendorong para investor yang geram menyerang saham komoditas.
Tamparan terakhir adalah saat Iran menyebut proposal pembekuan produksi “menggelikan”, dan ini merupakan sinyal yang sangat kuat menyatakan bahwa pembekuan atau pemotongan produksi mungkin tidak akan terjadi dalam waktu dekat.
Dengan tampaknya kemungkinan benturan kepentingan dan kurangnya kerjasama antara negara-negara anggota OPEC dan Non-OPEC untuk menyabot pemotongan produksi, harga minyak akan terus turun karena kekhawatiran akan kelebihan pasokan menghasilkan babak lain momen penjualan di seluruh pasar minyak.
Dilihat dari sudut pandang teknis, saham komoditas menurun dan keterpurukannya di bawah harga $30 akan membuatnya terus turun ske harga $25.