Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Kantong Plastik Berbayar Bungkus Kabel dan Masalah Sampah Jakarta

Rakyat Indonesia menggunakan hampir 10 milyar lembar kantong plastik per tahun, dan 95 persennya menjadi sampah.

zoom-in Kantong Plastik Berbayar Bungkus Kabel dan Masalah Sampah Jakarta
Amriyono Prakoso

Ditulis oleh : Zakiatuzzahrah, Mahasiswa Program Doktor Ilmu Administrasi Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran

TRIBUNNERS - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia akhirnya menyetujui pengenaan biaya pada kantong plastik belanja.

Rakyat Indonesia menggunakan hampir 10 milyar lembar kantong plastik per tahun, dan 95 persennya menjadi sampah.

Gerakan konsumen seperti mengurangi penggunaan kantong plastik pada saat berbelanja dianggap berpotensi besar dalam membawa perubahan, karena kantong plastik membutuhkan waktu antara 50-100 tahun untuk menguraikan.

Penanggulangan sampah kerap dilakukan oleh pemerintah DKI Jakarta dari waktu ke waktu.

Masalah sampah ini terus mendapatkan perhatian yang tak berkesudahan.

Selain akibat yang ditimbulkannya, keberadaan dan proses pembuangan sampah sampai bagaimana mengelolanya, hal tersebut menjadi satu proses yang panjang dan kompleks, yang bukan hanya melibatkan kepentingan pemerintah, namun juga kepedulian masyarakat.

BERITA REKOMENDASI

Masyarakat dituntut untuk peduli pada pengelolaan untuk upaya penanggulangan sampah khususnyadi Jakarta.

Apakah Pemda DKI Jakarta berhasil menanggulangi sampah di Jakarta pada tahun 2016 ini?

Terlebih lebih sempat terjadi kekisruhan dalam distribusi sampah Jakarta ke TPST Bantar Gebang yang sempat tersendat setelah pecahnya konflik antara Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dengan perusahaan pengelola TPST PT Godang Tua Jaya.

Konflik sampah ini dipersulit dengan aksi penghadangan warga terhadap truk sampah DKI.

Sampai-samppai Presiden harus turun tangan agar truk sampah DKI Jakarta yang menuju Bantar Gebang kini tidak lagi dihadang warga.


Jokowi telah menginstruksikan agar truk-truk milik pemerintah Jakarta diizinkan melintas 24 jam, tanpa ada pembatasan waktu, menuju Bantar Gebang.

Hal ini menunjukkan betapa masalah sampah sudah menjadi masalah yang sangat kompleks untuk dapat ditangani dengan baik.

Merujuk pada tulisan Otto Scharmer yang memperkenalkan gagasan presencing dalam bukunya Theory U, diperlukan kesadaran tingkat tinggi yang memungkinkan individu rakyat Jakarta dalam mengubah sisi sadar dalam diri untuk berubah dan menghadirkan gambaran masa depan di dalam kehidupan sehari hari.

Dengan kebijakan plastik berbayar, individu diharapkan pada kesadaran bahwa plastik yang akhirnya terbuang harus dibayar dengan sumber daya yang dimiliki yang dapat dialihkan untuk membeli hal lain yang bermanfaat karena plastik tersebut pada akhirnya hanya memberikan manfaat sesaat. 

Masyarakat diberikan pilihan untuk menggunakan sarana yang dapat digunakan secara berulang atau sarana yang dapat disediakan oleh masyarakat sendiri.

Saatnya, masyarakat terpanggil menciptakan kesadaran baru dan kepemimpinan kolektif yang baru untuk mengatasi tantangan-tantangan di muka. Kemampuan baru memungkinkan masyarakat menciptakan masa depan yang beda dan lebih baik.

Kesadaran akan pentingnya kota Jakarta yang bebas banjir, dan juga bersih sepertinya belum menjadi kesadaran yang mayoritas dimiliki oleh masyarakat Jakarta.

Ditemukannya sampah “tidak logis” yang berupa bungkus kabel yang memicu genangan di kawasan ring 1 di musim hujan menunjukkan wajah perilaku sebagian masyarakat kita yang mencari solusi sesaat entah hal itu disengaja atau pun tidak di sengaja dalam mencapai tujuan.

Bungkus kabel tersebut diangkat dari dalam drainase di Jalan Merdeka Selatan sampai terkumpul sebanyak 11 truk.

Penemuan pembungkus kabel di dalam saluran drainase bermula saat petugas mendapat laporan dan genangan air di ruas jalan di depan Kantor Kedubes AS hingga ke Balai Kota Jakarta.

Sehingga membuat petugas heran, meskipun lumpur sudah diangkat dari drainase, namun masih terdapat genangan. Dari pengecekan ditemukan tumpukan pembungkus kabel yang menggulung di gorong-gorong.

Saat ini Polda Metro Jaya mendalami temuan sampah kabel bekas yang menjadi salah satu penyebab terganggunya saluran air di Jalan Medan Merdeka Selatan.

Masih sering kita jumpai perilaku masyarakat yang membuang sampah dari dalam mobil di jalan raya, membuang sampah ke dalam saluran air dan sungai.

Mereka menganggap sudah bersih karena di dalam ruangan atau rumahnya tidak ada sampah, namun mereka hanya memindahkan sampah bukannya melenyapkan sampah.

Sebenarnya Pemerintah Jakarta sudah berupaya dalam pengelolaan sampah.

Masalah sampah yang tidak berkesudahan ini mendorong pemerintah untuk melakukan langkah lebih lanjut.

Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Isnawa Adji menyebut pembangunan  intermediate treatment facility (ITF) atau pengoalahan sampah terpadu di Sunter menjadi target pada February 2016.

ITF adalah tempat pengolahan sampah yang dilengkapi dengan teknologi incenerator (mesin pembakar sampah) di Sunter, Jakarta Utara.

Kebijakan penerapan kantong plastik berbayar dianggap salah satu solusi yang diterapkan pada bagian hulu, yaitu pada bagian pencegahan dalam upaya mengurangi masalah sampah. 

Dengan dimulainya peraturan kantong plastik berbayar, maka diharapkan konsumsi kantong plastik berkurang sehingga tumpukan sampah yang harus diangkut oleh petgas kebersihan juga berkurang dengan demikian mengurangi biaya dalam kegiatan pengumpulan dan pengangkutan.

Kebijakan pengelolaan sampah bersama sama dengan isu banjir dan kemacetan seolah olah tidak dapat dilepaskan dari Jakarta terlebih lebih dengan adanya Pemilihan Gubernur 2017. 

Apakah gulungan pembungkus kabel merupakan salah satu bagian dari rencana Pemilihan Gubernur? Gubernur  DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok memilih mengatakan untuk tidak mau berspekulasi.

Harapan masyarakat tentu saja Jakarta bebas dari masalah sampah, dan Jakarta bisa aman dari banjir tahunan. 

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
berita POPULER
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas