Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Media Diminta Berikan Perhatian Lebih Besar pada Minoritas
Minimnya perhatian media pada isu-isu konflik yang melibatkan kelompok minoritas menjadi fokus diskusi “Peran Media dalam Mempengaruhi Wacana Publik a
“Penurunan cukup drastis meskipun kasus belum selesai,” katanya.
Fajar Nursahid dari UNDP, mengemukakan mengenai gambaran kelompok minoritas melalui Indeks Demokrasi Indonesia dengan menggunakan pemberitaan media sebagai kajian.
Dalam indeks tersebut, selama periode 2009 hingga 2014, ditemukan bahwa hambatan dan diskriminasi atas dasar agama/keyakinan lebih kuat dibandingkan dengan diskriminasi atas gender, etnis, atau kelompok rentan.
Dalam diskusi yang dihadiri sekitar 60 jurnalis dan masyarakat sipil itu, Direktur Eksekutif Sajogyo Institute mengatakan, konflik minoritas terutama yang melibatkan kelompok masyarakat adat, erat kaitannya dengan upaya penguasaan sumber daya alam.
Ia mencontohkan pada kasus Paneai (Nabire-Papua), Cisitu (Lebak), Cek Bocek (Sumbawa), dan Malind (Merauke Papua). Hasil riset lembaga menunjukkan beragam cara dilakukan oleh perusahaan dan koorporasi untuk memuluskan tujuan penguasaan sumber daya alam yang saat ini berada di wilayah-wilayah yang dikuasai kelompok minoritas adat.
“Sulit memisahkan meluasnya isu SARA dengan konflik perebutan sumber daya alam yang kerap tersembunyi atau disembunyikan,” kata Eko Cahyono.
“Konflik dengan menggunakan isu agama menempati posisi terempat untuk mengalihkan penguasaan sumber daya.”
Karena itu Ketua AJI Indonesia Suwarjono menambahkan, penting bagi media untuk mampu membaca ada apa di balik konflik kelompok minoritas, terutama yang menggunakan isu SARA.
Serta ikut mengambil bagian dalam memberikan suara bagi kelompok minoritas dalam memperjuangkan haknya.
"Tak cukup hanya menjadi jurnalis yang indipenden tapi juga mempunyai sikap. Tantangan media saat ini berbenturan antara kondisi di lapangan dan di ruang redaksi yang lebih memperhatikan klik atau ratting tapi tanpa solusi," kata Suwarjono.
Sementara itu Darmawan menambahkan media dan masyarakat sipil perlu terus melakukan inovasi memperhatikan masalah pemenuhan hak minoritas.
Sebagai bentuk dukungan TIFA membuka call proposal bagi lembaga yang mempunyai perhatian pada isu perlindungan pada kelompok minoritas.