Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Kabupaten Pinrang Kembangkan Udang Windu Organik
Besarnya minat masyarakat dunia untuk mengkonsumsi produk pangan organik menjadikan sektor budidaya udang windu organik di kabupaten Pinrang makin gen
Penulis: Abdul Salam Atjo
TRIBUNNERS - Besarnya minat masyarakat dunia untuk mengkonsumsi produk pangan organik menjadikan sektor budidaya udang windu organik di kabupaten Pinrang makin gencar disosialisaskan.
Usaha tambak udang organik merupakan usaha yang berpotensi untuk dikembangkan. Alasan utamanya karena permintaan pasar dunia akan produk organik semakin meningkat.
Penyuluh perikanan memiliki perang penting untuk mengawal dalam perubahan sikap, perilaku dan keterampilan.
Seperti dalam pertemuan sekolah lapang Phronima yang berlangsung di kantor desa Tasiwalie kecamatan Suppa, Rabu (23/3/2016).
Narasumber dalam pertemuan sekolah lapang yang bertemakan “towards Pinrang Eco-Shrimp Park” tersebut antara lain Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Pinrang dan perwakilan eksportir udang windu asal Jepang.
PT Atina salah satu perusahaan eksportir dari negara Sakura yang sudah lama membeli udang windu Pinrang.
Mereka berkeinginan agar udang windu yang diserap dari petani tambak di kabupaten Pinrang adalah udang windu yang dihasilkan secara organik dan ramah lingkungan (eco shrimp).
Udang organik adalah udang yang diproduksi dari tambak tradisional tanpa menggunakan pupuk, pakan dan obat-obatan yang mengandung bahan kimia berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan.
Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten Pinrang, Andi BudayaHamid menyambut baik keinginan dari eksportir Jepang tersebut.
Sebab eksportir itu tentu menginginkan produk yang akan dipasarkan ke konsumen adalah produk yang aman dikonsumsi dan proses produksinya tidak merusak lingkungan agar dapat berkelanjutan.
Dari sekitar 15.000 hektare potensi tambak udang di Pinrang sebagian besar masih dikelola secara tradisional.
Untuk menghasilkan udang windu oragnik tidaklah rumit karena petani tambak sudah turun-temurun mempraktikkan budidaya udang secara tradisional dan sebagian petambak sudah mengantongi sertifikat Cara Budidaya Ikan yang Baik (CBIB) .
Namun diakui oleh sejumlah petani tambak, penggunaan pupuk yang mengandung bahan kimia seperti urea, KCL, ZA dan SP36 sulit dihindari.
“Kami ini petani tambak diibaratkan sedang berada di meja judi, kami tidak mengetahui jika usaha ini akan untung atau rugi jadi sulit rasanya tidak pakai pupuk kimia karena pengalaman membuktikan jarang gagal.Sedangkan penggunaan pupuk organik memang belum kami coba sehingga belum diketahui hasilnya,” ujar Yodding ketua kelompok pembudidaya Phronima 2 di desa Tasiwalie kecamatan Suppa.
Dikatakan Yodding, penggunaan pupuk kimia tersebut akan dihentikan jika ada alternatif pupuk yang ditawarkan oleh pihak eskportir atau pemerintah yang dapat dijangkau harganya oleh petani tambak.
“Perbandingan produksi udangnya sangat nyata antara tambak yang pakai pupuk kimia dengan yang tidak pakai sehingga kami sudah terbiasa pakai pupuk urea dan lainnya,” kata Yodding. Selain itu petani tambak mengharapkan ada penambahan nilai jual dari udang windu yang diproduksi secara organik dibanding yang menggunakan pakan buatan dan pupuk kimia.
Perwakilan PT Atina, Tri Laksono mengatakan keamanan pangan cukup penting untuk melindungi konsumen agar tidak mengkonsumsi pangan yang tidak memenuhi syarat kesehatan, mutu, gizi dan membahayakan.
Karena itu Tri mengharapkan dalam budidaya udang tidak menggunakan pupuk, pestisida dan pakan buatan yang berbahan kimia.
Hattah Fattah adalah salah seorang inisiator pengembangan eco shrimp di kabupaten Pinrang akan memulai budi daya udang windu organik di tambak percontohan Sekolah Lapang Phronima yang terletak di desa Wiringtasi kecamatan Suppa.
Rencananya tambak percontohan tersebut akan ditebari benur udang windu pada April 2016.
Namun sebelumnya pada saat persiapan tambak akan dipantau oleh pihak PT Atina dari Sidoarjo Jawa timur tentang kelayakan budidaya udang organik.
Tambak percontohan yang dikawal bersama oleh penyuluh perikanan dan PT Atina akan mengaplikasikan bahan organik sebagai pemberantas hama dan penumbuh makanan alami udang antara lain saponin, permentasi dedak, pupuk organik bokasi dari limbah padat dan limbah cair biogas.
"Untuk merubah kebiasaan petani diperlukan demonstrasi melalui tambak percontohan.Jika ini nanti hasilnya menguntungkan tentu tanpa diperintah petani pun akan mengikuti sendiri,” kata salah seorang penyuluh perikanan.
Tambak percontohan ini yang akan dikawal oleh penyuluh diharapkan ada minimal dua lokasi dalam satu kawasan pengembangan budidaya udang di kabupaten Pinrang seperti di kecamatan Lanrisang, Mattiro Sompe, Cempa, Duampanua dan kecamatan Lembang.