Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Blog Tribunners

Jika Kita Tak Peduli dengan Nasib Bumi Ini yang Akan Kita Alami

Tanpa kita sadari dan kurang kali kita bersyukur, bahwa Tuhan menempatkan manusia di Bumi, semata-mata demi kebaikan manusia.

Penulis: Sary Sutarsih, S.Pd
zoom-in Jika Kita Tak Peduli dengan Nasib Bumi Ini yang Akan Kita Alami
ist
Bumi 

TRIBUNNERS - Tanpa kita sadari dan kurang kali kita bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Ia menempatkan manusia di Bumi, semata-mata demi kebaikan manusia.

Segala sesuatu telah disediakan oleh Yang Punyanya Kehidupan bagi manusia, juga faktor pendukung, agar kehidupan manusia tetap terjaga, dan lestari. 

Namun alangkah mirisnya, ketika pemberian beharga Sang Pencipta, tak dijaga dengan baik oleh manusia.

Bumi banyak mengalami degradasi (penurunan kualitas) yang ditandai dengan degradasi lingkungan, munculnya lubang ozon di berbagai belahan atmosfer, pemanasan global, kekeringan, pendangkalan air laut serta pelelehan es di kutub yang mengancam wajah bumi ini.

Secara langsung maupun tidak  hal ini yang dirasakan penghuni di bumi ini.

Bukti degradasi bumi ini tampil dalam timelapse dari Landsat (satelit yang dikelola USGS)  sejak 1984 hingga 2012, dan ditampilkan dalam Google Earth.

Disana terpapar fakta tentang mengeringnya Laut Aral (Asia Tengah), berkurangnya lahan hutan hujan di Amazon (Amerika Selatan), menyusutnya Gletser Columbia (Alaska), hingga menyebarnya penambangan di Wyoming (Amerika Serikat).

Tak sampai disitu, degradasi bumi juga dibuktikan oleh Universitas Adelaide.

Berdasarkan penelitian yang mereka lakukan, diketahui bahwa terdapat Empat negara yang dinyatakan sebagai negara paling berkontribusi terhadap kerusakan lingkungan dimuka Bumi yaitu Brazil, Amerika Serikat, China, dan Indonesia.

Ada tujuh indikator yang digunakan untuk mengukur degradasi lingkungan, yakni penggundulan hutan, pemakaian pupuk kimia, polusi air, emisi karbon, penangkapan ikan, dan ancaman spesies tumbuhan dan hewan, serta peralihan lahan hijau menjadi lahan komersial seperti pengalihfungsian menjadi mal atau pusat perdagangan, dan juga dialihfungsikan untuk lahan perkebunan sawit.

Pernahkah kita berfikir apa yang akan terjadi pada wajah bumi di 100 tahun mendatang dengan kondisi seperti ini?

Apakah kita sudah peduli terhadap bumi ini, apakah tindakan yang kita lakukan terhadap bumi ini sudah tepat ataukah belum?

Bumi yang semakin renta ini perlu mendapatkan perhatian khusus dari penghuni bumi, siapa lagi kalau bukan kita semua.

Menurut wikipedia bumi terbentuk sekitar 4,54 miliar tahun yang lalu.

Dari tahun ketahun wajah bumi pun mengalami perubahan, wajah bumi mulai mengalami perubahan sangat pesat terjadi pada era 2000 an, perubahan terhadap bumi biasa ditandai dengan pemanasan global, suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir.

Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "Sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca, pemanasan global akan mempengaruhi perubahan iklim dunia, yang ditandai dengan gejala-gejala yang dapat kita amati dan rasakan, seperti pergantian musim yang tidak menentu dan sulit untuk diprediksikan, banjir yang berkepanjangan (la nina), kemarau yang berkepanjangan (el nino), sering terjadinya angin puting beliung, kenaikan air laut serta terumbu karang yang memutih."

Selain peningkatan emisi gas rumah kaca, perubahan iklim dunia juga diakibatkan oleh aktivitas manusia dalam pembangunan.

Tidak dapat dipungkiri setiap pembangunan senantiasa membawa perubahan pada bumi ini baik secara positif maupun negatif.

Pembangunan tidak akan menjadi masalah sepanjang membawa suatu keseimbangan baru, keseimbangan baru akan tercipta apabila kita mampu mengelola dan melestarikan lingkungan secara efektif dan efisien, yaitu dengan menjaga kemampuan lingkungan guna mendukung pembangunan.

Pembangunan seperti inilah yang dimaksud dengan pembangunan yang berwawasan lingkungan.

Pembangunan berwawasan lingkungan adalah suatu pembangunan yang  mengutamakan prinsip kelingkungan dan keberlangsungan kehidupan di masa yang akan datang, sehingga hajat hidup orang banyak akan terjaga selalu di muka bumi ini.

Bukan hanya emisi gas rumah kaca dan pembangunan saja yang menyebabkan kerusakan pada bumi ini, namun gaya hidup kita juga berpengaruh besar terhadap perubahan di bumi ini baik yang di sengaja maupun yang tidak.

Gaya hidup yang negatif dan ketidakdisiplinan dalam penggunaan sumber daya alam, pemakaian listrik secara berlebihan, pembakaran sampah secara massal, pembukaan lahan dengan pembakaran hutan sehingga menyebabkan kabut asap, penebangan hutan secara illegal yang menyebabkan tanah longsor dan banjir, penambangan illegal yang menghasilkan lubang-lubang besar dimana-mana apabila tidak segera dilakukan reklamasi serta pemakaian bahan bakar fosil secara berlebihan sebenarnya awal perubahan pada wajah bumi.

Bumi bukan hanya sebagai tempat untuk dipijak namun juga tempat manusia untuk melangsungkan hidup sampai dikemudian hari.

Cintailah bumi ini dengan ketulusan. Maka bumipun akan selalu bersahabat dan tersenyum untuk penghuninya.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas