Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Jangan Khawatir Halusinasi Suara Dapat Disembuhkan
Halusinasi suara, sebuah penyakit kejiwaan dimana si penderita mendengar hal-hal yang tidak jelas sumbernya. Gangguan ini juga berpengaruh pada pikira
Penulis: Fantasia Imanda Bidari Putri
TRIBUNNERS - Halusinasi suara, sebuah penyakit kejiwaan dimana si penderita mendengar hal-hal yang tidak jelas sumbernya. Namun penyakit ini dapat disembuhkan.
Biasanya, penderita akan sulit berkomunikasi dengan orang lain, karena gangguan tersebut membuat si penderita lupa dengan dirinya sendiri.
Penyakit ini dialami oleh seorang mahasiswi yang pernah direhabilitasi selama tiga bulan lamanya. Panggil saja Putri. Dulu ia selalu merasa tertekan dalam lingkungan.
"Entah benar atau tidak, orang-orang di sekelilingku memperhatikan setiap gerak-gerikku. Mereka seperti detektif yang dikirim untuk mempelajari seseorang. Lama kelamaan mereka mampu mengendalikan hal-hal yang ingin aku lakukan," tutur mahasiswi yang suka bermusik ini.
Sebelum terbukti memiliki penyakit ini, penderita selalu dianggap aneh oleh orang sekelilingnya, bahkan berdasarkan pengalaman Putri pun orangtuanya tidak mempercayainya.
"Saya sudah cerita berulang kali pada mereka, bahkan sampai menangis jerit di hadapan mereka. Hal ini tentu membuat saya tambah tertekan, lalu siapa yang bisa dipercaya untuk mengatasi masalah ini," katanya.
Ada banyak macam halusinasi. Selain mendengar hal-hal gaib, terkadang juga penderita dapat melihat sosok yang menakutkan. Bila ditelusuri lebih jauh, penyakit yang dialami oleh mahasiswi ini tergolong aneh.
"Saya termasuk orang yang suka berimajinasi tinggi. Saat lingkungan yang tidak beres itu berlangsung cukup lama, imajinasi saya berubah menjadi negatif dan sangat besar. Saya melihat orang lain terjatuh, terbanting, bahkan terpeleset, padahal mungkin tidak terjadi sama sekali. Imajinasi negatif itu mengendalikan semuanya. Akhirnya saya takut untuk bergaul, karena imajinasi itu membuat ketidakseimbangan. Kalau halusinasi suara, itu sudah pasti," tuturnya.
Ia awalnya sangat pesimis dapat sembuh. Ia khawatir penyakit itu tidak bisa disembuhkan.
Namun akhirnya ia menjalani pengobatannya. Hampir selama dua tahun ia rutin minum obat yang diberikan oleh dokter.
"Sampai saat ini, saya masih minum obat dari dokter, namun dosisnya dikurangi. Obat itu ternyata penting juga untuk meredakan stres," tuturnya.
Pengalamannya yang tak terlupakan ini membuat dirinya menjadi lebih baik dari sebelumnya, terutama pengalaman selama rehabilitasi dan setelah rehabilitasi.
Setelah menjalani pengobatannya, akhirnya perlahan-lahan ia mulai sembuh.
"Setelah saya pulang dari rehabilitasi, saya terlihat sangat kurus. Saya tidak lagi mendengar orang-orang membicarakan saya setelah saya melihat kembali dunia luar. Ada hal yang membuat saya masih tidak ingin bertemu dengan orang-orang. Saya mendengar orang lain dapat merasakan apa yang saya rasakan. Getarannya sangat besar, namun akhirnya saya bisa sembuh," tuturnya.