Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Anang: AADC2 Bukti Pasar Film Indonesia Ada

Film AADC2 yang mulai tayang pada 28 April 2016 lalu hingga saat ini telah meraih sukses besar. Sedikitnya hingga hari kedelapan film ini sudah ditont

zoom-in Anang: AADC2 Bukti Pasar Film Indonesia Ada
nur ichsan/warta kota
INVESTASI PERFILMAN - Anang Hermansyah hadir, pada acara Dialog Perfilman indonesia, dengan tema Investasi Perfilman, yang diadakan di Gedung Kemendikbud, Jakarta Pusat, Kamis (3/3). Dialog membahas seputar masalah yang akan dihadapi dunia perfilman Indonesia pasca dicabutnya daftar negatif investasi (DNI). Tampil sebagai pembicara Sys NS (mewakili PPFI), Slamet Rahardjo (aktor), Sheila Timohty (APROFI), Djoni Syafruddin (GPBSI), Manoj Punjabi (produser MD Pictures), HB Naveen (produser Falcon Pictures), Oddy Mulya Hidayat (APFI), Rudy Anintio (Twenty One Grup), Anggota Komisi VII DPR Anang Hermansyah dan Dian Sugandhi (CGV Blitz). Acara dialog dipandu oleh Dosen UI Ade Armando, dan dibuka oleh Mendikbud Anies Baswedan. Dalam sambutannya Anies Baswedan mengatakan, kita ingin membangun ekosistem perfilman. Kita tidak mungkin membangun perfilman tanpa ekosistem yang baik. Dialog ini tidak bicara lagi soal DNI, tetapi bagaimana langkah ke depannya, kata Anies. 

Selain itu, Anang juga menyebutkan, momentum sukses AADC2 ini juga harus ditangkap dengan baik oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan untuk mengkonkretkan pembangunan SMK Perfilman secara merata di wilayah Indonesia.

"Mimpi saya, sutradara yang sukses tidak hanya milik Riri Reza atau Mira Lesmana saja, tapi bisa juga muncul dari anak bangsa dari berbagai belahan Nusantara ini," tutur Anang.

Di bagian lainnya, Anang juga meminta pemerintah dan pemangku kebijakan agar segera merealisasikan sistem box office di Indonesia. Dengan sistem ini akan diketahui penyebaran film di daerah-daerah, berapa penontonnya serta tren genre film apa yang sedang booming di daerah-daerah.

"Sistem Box Office juga bisa mengatasi permasalahan yang akut di industri ini seperti soal transparansi di sektor pajak di industri film serta royalti para pemain film," kata Anang.

Terkait dengan sukses AADC2 yang dilaporkan telah ditonton 2 juta orang dalam waktu delapan hari, Anang pun mengaitkan dengan sistem Box Office yang hingga saat ini belum tersedia di induatri film Indonesia.

"Karcis penonton AADC2 siapa yang pegang? Film AADC2 paling banyak ditonton di daerah mana? Apakah angka penonton itu riil masuk pajak negara? Bagaimana cara menghitung delapan hari ditonton 2 juta penonton," ucap Anang.

Berita Rekomendasi
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas