Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Sekolah Indonesia Jeddah Menanti Terobosan Diplomasi RI- Saudi
Akibat dari kurangnya kelas dan fasilitas yang ada pada SIJ maka seluruh kegiatan ektra kulikuler tidak dapat dilaksanakan secara maksimal.
Editor: Malvyandie Haryadi
PENULIS: Abdullah M. Umar, Ketua Komite Sekolah Indonesia Jeddah
TRIBUNNERS - Secara resmi hubungan diplomatik Indonesia–Arab Saudi dimulai sejak dibukanya Kedutaan Besar RI di Arab Saudi pada 1 Mei 1950, 5 tahun setelah Indonesia meraih kemerdekaan dan menjadi negara yang berdaulat.
Namun secara historis dan religius, hubungan baik Indonesia dan Arab Saudi telah terjalin jauh sebelumnya yang dilandasi oleh berbagai persamaan kepentingan dan budaya.
Arab Saudi misalnya termasuk salah satu negara yang mendukung kemerdekaan Indonesia pada masa perjuangan melawan penjajah Belanda.
Saat itu ulama-ulama Arab Saudi banyak memberikan inspirasi kepada para ulama dan kaum cendekia Indonesia untuk meraih kemerdekaan.
Dalam beberapa kasus Arab Saudi memberikan dukungan politik kepada Indonesia dan mendukung posisi Indonesia pada fora internasional
Dewasa ini hubungan diplomasi antar kedua negara terus meningkat ditandai dengan berbagai terobosan-terobosan yang patut mendapatkan apresiasi di bidang diplomasi.
Di antaranya keberhasilan Kementrian Pendidikan Nasional melalui Universitas Indonesia yang telah memberikan anugerah kehormatan berupa Gelar Doktor Honoris Causa di bidang perdamaian dan kemanusiaan (Dr HC) kepada Raja Abdullah pada Agustus 2011.
Kemudian kunjungan kenegaraan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Arab Saudi pada bulan September 2015 dan menerima penghargaan King Abdulaziz Medal, Order of Merit.
Ini adalah penghargaan tertinggi bagi pemimpin negara sahabat yang merupakan bentuk apresiasi luar biasa dari Kerajaan Arab Saudi kepada Presiden dan Pemerintah Republik Indonesia.
Belum genap satu bulan setelah itu diikuti dengan kunjungan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir ke Indonesia pada Oktober 2015 yang ternyata merupakan salah satu kunjungan bersejarah bagi hubungan Indonesia-Arab Saudi dalam kurun waktu 45 tahun terakhir. Dan yang paling mutakhir adalah kunjungan Pangeran Arab Saudi, Prince Alwaleed Bin Talal Bin Abdulaziz Alsaud pada bulan Mei 2016. Berbagai terobosan diplomatic tersebut menandakan prospek hubungan yang lebih baik dan erat antar kedua negara.
Seiring dengan terjalinya hubungan baik antar kedua negara, maka keberadaan masing masing warga negara di Indonesia maupun di Arab Saudi terus meningkat dari waktu ke waktu, terlebih lagi keberadaan WNI di Arab Saudi.
Arab Saudi merupakan negara tujuan umat islam karena adanya dua kota suci Mekkah dan Madinah disamping sebagai negara tujuan penempatan TKI yang sudah berlangsung sejak tahun 1970an.
Di Indonesia sebagai mana kita ketahui pemerintah Kerajaan Arab Saudi telah memiliki gedung sekolah bahkan universitas megah, namun tidak demikian halnya dengan Pemerintah RI yang sampai saat ini belum memiliki gedung sekolah padahal jumlah WNI yang bermukim di Arab Saudi tidak kurang dari 800 ribu orang.