Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
KPI Harus Jadi Benteng Pelindung Publik dari Konten Kekerasan di Televisi
Komisi I DPR secara resmi membuka uji kelaikan dan kepatutan calon anggota Komisi Penyiaran Indonesia.
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNERS- Komisi I DPR secara resmi membuka uji kelaikan dan kepatutan calon anggota Komisi Penyiaran Indonesia.
Dari 27 calon anggota KPI, hari ini rencananya Komisi I akan melakukan uji kaliakan dan kepatutan terhadap 15 calonnya.
Sedang sisanya akan dilaksanakan esok hari hingga kemudian DPR memutuskan 9 Anggota KPI.
Dalam kesempatan tersebut, Anggota Komisi I Bachtiar Aly memberikan pandangannya terhadap kondisi penyiaran di Indonesia yang sarat akan kekerasan.
Ia mencontohkan saat ini marak aksi kekerasan dilakukan oleh anak-anak muda usia produktif yang terinspirasi dari tayangan televisi.
Sehingga secara keseluruhan, menurut politisi asal Aceh ini, berita-berita yang memuat konten kekerasan berkontribusi pada meningkatnya angka kejahatan.
“Media saat ini tidak memberikan pendidikan, dalam pengertian bukan memberikan pendidikan secara akademis, tapi tidak memberikan ketenangan batin. Kalau istilah presiden itu tidak memberikan harapan," paparnya di Kompleks Parlemen, Senin (18/07).
Untuk itu, menurut politisi Fraksi NasDem itu, KPI semestinya menjadi lembaga yang mempunyai otoritas untuk mengatur konten-konten televisi yang tidak membawa faedah.
Berita-berita kekerasan di media secara langsung dan tidak langsung memicu anak-anak muda meniru dan memembuat kejahatan.
“Bagaimana mengatur itu? Calon anggota KPI harus mempunyai jawaban yang jelas karena menyangkut generasi bangsa,” pungkasnya.
PENGIRIM: FRAKSI NASDEM