Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Gubernur di Indonesia Ini Didekati oleh Sebuah Negara di Afrika, Ada Kepentingan Apa?

Beredar isu jika salah satu Gubernur Indonesia tengah didekati oleh sebuah negara di Afrika untuk menjadi penasehat pembangunan desa.

Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Gubernur di Indonesia Ini Didekati oleh Sebuah Negara di Afrika, Ada Kepentingan Apa?
KOMPAS.com
Landasan pesawat Helipad superpuma yang rencananya akan didarati rombongan presiden Joko Widodo yang akan melankukan kunjungan kerja ke Mamuju utara Sulawesi barat, Sabtu (30/5/2015) mendatang diuji coba 

TRIBUNNERS - Beredar isu jika salah satu Gubernur Indonesia tengah didekati oleh sebuah negara di Afrika untuk menjadi penasehat pembangunan desa.

Sebuah perusahaan NGO kebarnya telah melakukan pendekatan, dan ingin memanfaatkan pengalaman serta pengetahuan dari sang Gubernur khususnya dalam membangun desa berbasis perkebunan.

Saat dikonfirmasi Anwar Adnan, Gubernur Sulawesi Barat tidak secara tegas membenarkan hal tersebut.

“Ada beberapa pihak luar yang mencoba menghubungi saya. Mereka mengharapkan masukan saya dalam membangun daerah mereka dengan berbasis perkebunan. Hal ini tidak lepas dalam kiprahnya membangun daerahnya dengan menjadikan kakao sebagai potensi ekonomi”, katanya.

Menurut Anwar kondisi demikian sangat mirip dengan kondisi di Afrika yang mengandalkan tanaman kakao. Sehingga mencoba menduplikasi keberhasilan pembangunan daerah di Sulawesi Barat ke Afrika.

Saat ditanya apakah Gubernur Sulbar akan menerima permintaan terbut. Ia menjawab diplomatis masih akan mengerjakan tugas dari masyarakat Sulbar hingga 2017. “Tentu saya lebih ingin berkiprah di Indonesia untuk merah putih daripada di membangun negara lain, kecuali saya tidak mendapatkan kepercayaan”, katanya.

Sementara Prof La Ode, guru besar pertanian UNHAS membenarkan adanya isu tersebut. “Saya pernah mendengar. Dan hal ini tidak lepas dari kinerja Bapak Gubernur membangun Sulbar dengan perkebunan”.

Berita Rekomendasi

Sebelum Sulbar dimekarkan daerah eks Sulsel merupakan daerah tertinggal.

“Untuk menjangkau Mamuju saja perlu perjalana sehari semalam. Dahulu tidak ada orang yang mau tinggal di Mamuju karena tempatnya sangat minim fasilitas dan dianggap daerah menakutkan. Namun saat ini Mamuju telah berubah menjadi kota megah. Jalanan mulus. Fasilitas sosial terbangun. Sudah dapat dijangkau hanya 8 jam dari Makassar. Perkembangan yang terjadi hanya dalam satu dekade”, jelasnya.

Selama kepemimpinannya lebih dari 500 km jalan trans Sulawesi dibangun. Keterjangkauan listrik mencapai 90 persen.

Perjalanan dari Mamuju Palu tidak lagi menghabiskan perjalanan bermalam. Pertumbuhan ekonomi Sulbar pernah mencapai angka 12 persen.

“Nah yang menarik, Gubernur Sulbar menjadikan basis ekonomi wilayahnya pada kakao. Sebuah hal yang jarang menjadi pilihan pemimpin daerah. Pilihannya tepat. Saat ini banyak masyarakat Sulbar yang bisa menikmati kesejahteraan ekonomi dari pengembangan kakao pada masanya kepemimpinannya”, jelas La Ode.

Selain itu, menurut Prof UNHAS tersebut, secara internasional ia telah diakui menjadi tokoh yang berkontribusi menyelamakatkan supply kakao dunia dan menjadikan dunia tetap bisa makan cokelat. Ia adalah penggagas gerakan perbaikan kakao di Indonesia yang menjaga stok dunia tetap stabil.

“Seharusnya kontribusinya tidak cukup hanya tingkat daerah, namun juga nasional. Hanya saja karena pergulatan politik mungkin ia sulit masuk kabinet, meskipun ia sukses menjadikan Sulbar wilayah pemenangan Bapak Jokowi. Ironisnya, negara lain melihat kemampuannya dan berusaha memanfaatkan pengetahuannya”, jelas La Ode.

PENGIRIM: Kakao Indonesia /Media Perkebunan

Kantor Pusat Kementerian Pertanian

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas