Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Blog Tribunners

Merefleksi Makna Hari Anak Nasional dari Museum

Hari Anak Nasional di Indonesia diperingati pada tanggal 23 Juli 2016 lalu. Peringatan ini menjadi reminder untuk berbagai kalangan agar senantiasa b

Penulis: Ika Nurlaili Isnainiyah
zoom-in Merefleksi Makna Hari Anak Nasional dari Museum
Istimewa
Hari Anak Nasional di Indonesia diperingati pada tanggal 23 Juli 2016 lalu. Peringatan ini menjadi reminder untuk berbagai kalangan agar senantiasa berbenah dalam meningkatkan kesejahteraan anak-anak Indonesia yang merupakan investasi generasi di masa mendatang. 

TRIBUNNERS - Hari Anak Nasional di Indonesia diperingati pada tanggal 23 Juli 2016 lalu. Peringatan ini menjadi reminder untuk berbagai kalangan agar senantiasa berbenah dalam meningkatkan kesejahteraan anak-anak Indonesia yang merupakan investasi generasi di masa mendatang.

Hal ini ditegaskan pula oleh Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa, dalam acara Peringatan Hari Anak Nasional 2016 di Aula Pusdiklat Kementerian Sosial, Jakarta Selatan, Sabtu (23/7/2016).

Jika dijabarkan, konsep kesejahteraan bagi anak-anak sangatlah luas, salah satunya adalah ketersediaan fasilitas bermain.

Bermain merupakan hal yang sangat penting bagi pembelajaran dan perkembangan emosional mereka.

Para ahli tumbuh kembang anak menyetujui bahwa bermain hendaknya bisa menjadi suatu pengalaman yang menyenangkan khususnya bagi anak-anak di usia dini.

Ketika bermain, anak-anak juga belajar berekspresi dengan mengungkapkannya melalui interaksi dengan objek-objek yang mereka mainkan.

Moda permainan terus mengalami perkembangan seiring dengan berjalannya waktu. Anak-anak di masa kini lebih sering berinteraksi dengan aneka mainan digital dan on-line, yang mampu mereka akses dengan berbagai jenis gadget, dibanding dengan mainan-mainan konvensional.

Di kota Edinburgh, Skotlandia, terdapat sebuah museum dengan berbagai koleksi mainan anak-anak di Eropa, mulai dari abad ke-18 hingga saat ini, yang kerap ramai dikunjungi oleh keluarga di akhir pekan serta para wisatawan dari berbagai penjuru dunia.

Terletak di bagian Old Town dari kota Edinburgh, museum yang dikenal dengan nama Museum of Childhood ini didedikasikan untuk mengenang sejarah masa kanak-kanak.

Slogan "The story of childhood past and present," menggambarkan berbagai koleksi dan fasilitas yang tersedia di museum ini, mulai dari bermacam-macam miniatur, teater boneka jari, mobil-mobilan, buku-buku dongeng, serta masih banyak lagi pilihan permainan untuk berbagai segmen dan usia.

Museum ini juga telah meraih beberapa penghargaan semenjak didirikan.

Di Indonesia sendiri, terdapat pula sebuah museum pendidikan dan mainan pertama yang dikenal dengan nama "Museum Kolong Tangga".

Berdiri sejak tahun 2008 di kota Yogyakarta, museum ini memiliki ribuan koleksi mainan tradisional nusantara tempo doeloe. Sayangnya, tidak semua koleksi tersebut bisa ditemukan di dalam museum karena fasilitas tempat yang terbatas.

Berbeda dengan Museum of Childhood di kota Edinburgh, Museum Anak Kolong Tangga seringkali luput dari ketertarikan publik.

Padahal, lokasinya tidak sulit untuk ditelusuri karena dekat dengan pusat keramaian Malioboro.

Disamping itu, museum ini juga memiliki berbagai koleksi mainan anak Indonesia yang sangat menarik dari segi makna maupun filosofinya jika mampu dikemas dan ditampilkan dengan baik.

Sama halnya dengan sejumlah museum lain di Indonesia yang juga sebenarnya memiliki nilai edukasi yang tinggi, Museum Anak Kolong Tangga perlu melakukan perawatan serta pemeliharaan secara berkala dan berkelanjutan mengikuti perkembangan zaman sehingga tidak terkesan membosankan dan enggan untuk dikunjungi.

Peran serta teknologi informasi juga dapat diimplementasikan dalam pengembangan lebih lanjut dalam rangka menciptakan nuansa yang lebih informatif dan interaktif.

Selain memberikan media edukasi terhadap anak-anak Indonesia, sumber koleksi yang dimiliki dalam museum juga merupakan warisan budaya yang memang sudah selayaknya dirawat dan dilestarikan.

Perbaikan infrastruktur memang masih terus menjadi pekerjaan rumah yang belum terselaikan secara tuntas bagi kita semua.

Dalam hal kesejahteraan anak, salah satu tantangannya adalah menciptakan momen sekaligus fasilitas yang memadai dalam rangka mengajak anak-anak untuk bermain sambil memberikan edukasi.

Hal lain yang juga perlu menjadi perhatian adalah menjamin perlindungan anak sehingga mereka dapat merasa aman serta nyaman untuk belajar dan berekspresi.

Selengkapnya

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas