Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Menteri ESDM Baru Harus Punya Road Map Kedaulatan Energi yang Jelas

Presiden Jokowi, Jumat (29/7/2016), telah menitipkan pesan agar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang baru, Arcandra Tahar, dapat segera

zoom-in Menteri ESDM Baru Harus Punya Road Map Kedaulatan Energi yang Jelas
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arcandra Tahar saat pengumuman perombakan kabinet atau reshuffle jilid 2 di teras belakang Istana Merdeka, Jakarta, Rabu (27/7/2016). Arcandra Tahar menggantikan Sudirman Said. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Ditulis oleh : Humas Fraksi PKS

TRIBUNNERS - Presiden Jokowi, Jumat (29/7/2016), telah menitipkan pesan agar Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) yang baru, Arcandra Tahar, dapat segera mewujudkan kedaulatan energi dalam kurun waktu yang tidak lama.

Menanggapi itu, Anggota Komisi VII DPR RI, Rofi Munawar berharap kedaulatan energi harus punya peta jalan (road map) yang jelas.

Hal itu dapat dilakukan dengan cara membangun energi berbasis kemampuan dalam negeri yang mampu memberi manfaat optimal dan berkelanjutan (sustainability).

Oleh karena itu, Menteri Arcandra perlu usaha dan kerja keras dalam mewujudkan hal tersebut.

"Kedaulatan energi menjadi komitmen yang kerap didengar sebagai janji setiap pemerintahan dan hampir semua Menteri ESDM. Namun ironisnya berulang kali komitmen tersebut lebih nampak hanya sebagai jargon dan komitmen politik semata," ujar Rofi di sela-sela Kunjungan Kerja (Kunker) Komisi VII ke Nusa Tenggara Timur, Senin (1/8/2016).

Rofi menambahkan hampir lebih dari satu dasawarsa, Indonesia menjadi net importir di sektor migas, dan dalam kurun waktu tersebut pula komoditas minerba nasional diekspor tanpa peningkatan mutu nilai (non-smelter) yang signifikan.

Berita Rekomendasi

Di sisi lain, peningkatan elektrifikasi secara nasional masih tersendat dan berjalan lambat.

Hal itu dikarenakan mixed energy masih didominasi sumber daya fosil, serta pembangunan pembangkir listrik yang masih terjebak pada program-program populis.

"Setiap tahun kebutuhan migas kita meningkat, namun produksinya secara nasional terus menurun dan importasi semakin besar. Selama tidak ada terobosan yang kreatif, penemuan sumur-sumur baru dan insentif teknologi maka kedaulatan energi nasional masih jauh dari apa yang diharapkan," kata Legislator PKS dari Daerah Pemilihan Jawa Timur VII ini.

Anggota Panja Migas ini juga menilai, secara umum road map pengembangan energi terbarukan (EBT) masih jauh dari harapan.

Padahal, sudah cukup banyak regulasi yang dikeluarkan untuk mendorong percepatan implementasi dari hal tersebut.

"Oleh karena itu, ada baiknya program pengarusutamaan EBT menjadi prioritas utama dan tulang punggung terbaik mewujudkan kedaulatan energi," kata  Rofi. 

 
 

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas