Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Meneropong Kontestasi DI PBSI & PSSI

DALAM waktu dekat ini akan diselenggarakan pemilihan pimpinan baru untuk dua cabang olahraga yang sama-sama populer, yakni bulutangkis dan sepakbola.

Editor: Toni Bramantoro
zoom-in Meneropong Kontestasi DI PBSI & PSSI
ist
Tb Adhi 

Dari lima ketum yang berasal dari korps baju hijau itu, hanya Try Sutrisno yang mengemban kepercayaan selama dua periode. Lainnya satu periode. Menariknya, bulutangkis seperti turut mendorong pencapaian promosi untuk Try Sutrisno.

Ia memangku jabatan ketum PB PBSI semasih menjadi Wakasad, hingga terakhir menjadi Jenderal bintang empat dan kemudian Wapres.                        

Merunut dari catatan sejarah naiknya ketum PBSI, diketahui bahwa secara umum mereka dipilih secara aklamasi oleh peserta Munas. Artinya, pencapaian mereka digapai dengan mulus, tanpa harus berinteraksi melalui mekanisme voting atau pemungutan suara.    

Apakah ini akan berlaku juga untuk Munas PBSI di Surabaya? Jenderal TNI (Purn) Dr. H. Wiranto, SH, sebelumnya sukses memimpin organisasi olahraga bridge (Gabbsi) dan karate (Forki).                      

Karena menjadi representasi dari pemerintah, Wiranto tak memiliki lawan untuk mendapatkan amanah masyarakat bridge dan karate. Pada usianya yang kini 69 tahun sekarang ini, hingga hari ini Wiranto diketahui masih harus bertarung dalam kontestasi dengan Gita Wirjawan, pengusaha berusia 51 tahun.

Dengan bercermin dari dukungan mayoritas pemilik suara (voter), mestinya Wiranto yang salah satu lulusan terbaik dari AMN 1968  tidak akan tertahan untuk menduduki kursi "PBSI-1".                                    

Wiranto didukung oleh 18 dari 34 Pengprov PBSI. Itu berarti mayoritas. 18 unggul dibanding 16, atau 17 sekalipun jika satu suara dari PBSI diberikan untuk Gita. Itu jika voting akhirnya jadi dilakukan, karena Gita masih keukeuh maju menghadapi Menkopolhukam itu.                                        

Berita Rekomendasi

Jika Gita akhirnya memilih mundur karena harus berseteru dengan wakil dari pemerintah atau seorang negarawan,  maka pemungutan suara tak jadi dilakukan.

Peserta Munas secara aklamasi akan menetapkan Wiranto sebagai Ketum PB PBSI 2016-2020, sebagaimana Gita Wirjawan dipilih secara "aklamasi" sebagai Ketum PBSI 2012-2016 melalui Munas medio Agustus 2012  di Yogyakarta.                  

Aklamasi sengaja diberi tanda petik karena kala itu Gita sebenarnya berseteru dengan Icuk Sugiarto yang mendapat dukungan dari beberapa Pengprov PBSI. Icuk bahkan hadir di arena Munas dan menyatakan kesanggupannya untuk memimpin PB PBSI.

Namun, Gita yang kala itu seorang negarawan dengan menjadi Menteri Perdagangan pada Kabinet Indonesia Bersatu jilid-2 dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, hanya bersedia menjadi ketum jika dipilih secara aklamasi. Jadilah Icuk tersisihkan.                                                        

MOELDOKO & EDY RAHMAYADI                                                      ‎

Suasana menuju Kongres Pemilihan Exco PSSI 2016-2020 pada 10 November di Jakarta terasa lebih dinamis karena keberadaan dua jenderal yang sama-sama disebutkan didukung oleh mayoritas pemilik suara atau voter.                                            

Suasana yang lebih dinamis itu tak bisa dihindari karena jumlah voter untuk Kongres Pemilihan PSSI jauh lebih banyak dibanding Munas PBSI. Jika voter di PBSI hanya 34 atau 35, pemilik suara di Kongres Pemilihan totalnya ada 107, yang berarti lebih dari tiga kali lipat voter PBSI.                                                    

Halaman
1234
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
Berita Populer
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas