Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
NCID: Bertemu Prabowo, Jokowi Nyerah Atasi Perekonomian Nasional ?
“Dengan menggandeng Pak Prabowo, Jokowi bisa bersama-sama menggalang pengusaha nasional untuk melawan gempuran pengusaha asing dan aseng."
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNERS - Direktur Eksekutif Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID) Jajat Nurjaman mengatakan, ada yang menarik dibalik pemberitaan adanya pertemuan Presiden Jokowi dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto hari ini di Hambalang.
Pasalnya, selain menunjukan semakin mencairnya suasana politik yang beberapa waktu lalu sempat memanas, yang lebih menarik adalah hal ini dilakukan ditengah gagalnya berbagai program yang dicanangkan pemerintah serta adanya rencana pemerintah yang akan kembali menambah utang sebesar Rp. 20 T.
“Kegagalan pemerintahan Jokowi-JK yang paling mencolok terlihat disektor ekonomi, terbukti beberapa paket kebijakan pemerintah tidak mampu mendongkrak perekonomian nasional, bahkan pernyataan Wapres Jusuf Kalla yang pesimis melihat target ekonomi hingga tahun depan semakin menunjukan kelemahan Presiden Jokowi dalam menstabilkan perekonomian nasional," tutur Jajat.
Menurut Jajat, pertemuan kali ini semakin menunjukan sosok pak Prabowo sebagai tokoh penting di negara ini, selain itu berkecimpung di politik, beliau juga merupakan pengusaha nasional yang cukup disegani, dengan melihat pengalamanya saya kira hal ini bisa dijadikan momen baik untuk secara bersama-sama memperbaiki kondisi perekonomian nasional.
“Dengan menggandeng Pak Prabowo, Jokowi bisa bersama-sama menggalang pengusaha nasional untuk melawan gempuran pengusaha asing dan aseng yang saat ini terus mendominasi perekonomian nasional saat ini. Jika ini terjadi bisa menjadi perubahan besar bagi Indonesia dengan catatan pemerintah mendukung penuh bukan hanya sebatas memberikan lip service untuk pengusaha nasional," tutup Jajat.
PENGIRIM: Nurjaman Center for Indonesian Democracy (NCID)