Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Jadi Pembicara di Kajian Ekonomi Islam, Dirut BNI Syariah Ceritakan Perjalanan Hijrah
Sigit kemudian melanjutkan tentang program pemberdayaan ekonomi masyarakat LAZ Al Azhar yang fokus pada pembangunan ekonomi
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNERS - LAZ Al Azhar kembali menggelar Kajian Ekonomi Islam pada hari Sabtu (29/10) kemarin yang rutin dilakukan di setiap minggu ke-4 setiap bulan.
Bertempat di Aula Lt. 2 Universitas Al Azhar Indonesia, Jakarta kajian kali ini membahas tema “Manajemen Risiko dalam Bisnis Syariah” dengan menghadirkan pembicara utama Bpk Imam Teguh Saptono Direktur Utama BNI Syariah.
Direktur Eksekutif LAZ Al Azhar Bpk Sigit Iko Sugondo yang membawakan materi pembuka menyampaikan tentang surat An Nisa ayat 32 yang artinya.
“Dan janganlah kamu iri hati terhadap karunia yang telah dilebihkan Allah kepada sebagian kamu atas sebagian yang lain. (Karena) bagi laki-laki ada bagian adari apa yang mereka usahkan, dan bagi perempuan (pun) ada bagian dari apa yang mereka usahakan. Mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sungguh, Allah Maha Mengetahui segala sesuatu”.
“Pernah saya menemukan di salah satu desa binaan di pedalaman Kalimantan. Ada seorang warga yang secara profesi sama dengan warga lainnya, yaitu nelayan sungai. Namun karena dia rajin untuk berbagi, gemar memberikan pinjaman kepada warga yang membutuhkan terlihat hidupnya makin berkah. Keluarganya rukun dan penampakan rumah nya kini beda dengan rumah-rumah lain di desanya. Tetapi di desa itu ada juga seorang yang bekerja sebagai PNS dengan gaji yang lumayan namun karena dia tidak amanah dengan profesinya itu justru hidupnya tidak lebih baik dari si bapak nelayan tadi”, cerita Sigit.
“Ayat tadi menjelaskan bahwa sebagai mukmin kita dilarang oleh Allah untuk bersikap iri terhadap kelebihan rizki atau kebaikan yang lain yang Allah berikan kepada hamba-Nya. Karena itu semua sudah ketetapan Allah SWT dan merupakan hasil dari ikhtiar yang dilakukan hamba-Nya”, lanjut Sigit.
Sigit kemudian melanjutkan tentang program pemberdayaan ekonomi masyarakat LAZ Al Azhar yang fokus pada pembangunan ekonomi masyarakat pedesaan, salah satunya dengan meningkatkan sektor pertanian.
Dimana dalam menjalankan program yang bernama Indonesia Gemilang ini, LAZ Al Azhar fokus mendampingi petani binaan hingga memikirkan bagaimana meminimalisir kerugian dari sektor pertanian dengan memberikan materi manajemen risiko kepada para petani.
Bpk Imam kemudian membuka materi dengan mengisahkan perjalanan hidupnya yang hijrah ke dunia syariah.
“Alhamdulillah, dulu perjalanan hijrah Saya didukung oleh istri. Saat itu kami sedang sama-sama bekerja di bank konvensional, namun setelah beberapa kali berdiskusi dengan ulama akhirnya kami memutuskan untuk mantap keluar dari dunia riba. Istri Saya yang mengawali baru saya menyusul kemudian”, kata Imam.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.