Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Matahari Kembar di Pertamina Hanya Isu
Pebisnis hitam di pertamina ini "gerah" dengan upaya pemerintah yang konsen untuk melakukan perbaikan di Pertamina dan ternyata pula berhasil
Editor: Eko Sutriyanto
Oleh : Sofyano Zakaria, Pengamat Kebijakan Publik
PUBLIK di negeri ini sangat tahu bahwa Pertamina bukan satu satunyanya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang ada posisi wadirut.
Pemerintah terlihat sangat berupaya bahwa unit bisnis pertamina di sektor hilir harus ditangani lebih khusus , yang dengan demikian sektor hilir.
Dalam sejarahnya, kelahiran BUMN ini hanya berperan menunjang pemenuhan kebutuhan migas bagi masyarakat, dapat menjadi unit bisnis yang mampu memberikan sumbangan devisa bagi bangsa ini.
Dalam keterpurukan bisnis minyak, Pertamina membuktikan mampu memberi laba yang signifikan, ini adalah bukti jika unit bisnis yg ada di pertamina ditangani lebih khusus , maka ini akan sangat mungkin mampu memperbesar peran dan perolehan laba di pertamina di masa mendatang.
Perbaikan dan perubahan yg telah dilakukan pertamina khususnya sejak November 2014 terbukti mampu melibas "mafia" bisnis di Pertamina.
Ini membuat para mafia membuat jurus baru dengan "menghancurkan" Pertamina dari dalam yang antara lain dengan moda adu domba antar sesama insan pertamina .
Ini terbukti dengan gencarnya suara dan teriakan adanya Matahari Kembar di Pertamina.
Padahal sejatinya jika dikatakan ada matahari kembar maka posisi,kekuasaan dan kewenangan dari "matahari" itu pasti sama tapi kenyataannya tidak seperti itu.
Publik sangat mahfum bahwa peluang bisnis di Pertamina sangat banyak dan besar.
Ini bisa memperkecil peluangnya untuk menguasai seluruh peluang bisnis yang ada jika unit unit bisnis yang ada selama ini dirubah struktur manajemen pengelolaannya oleh pemerintah , ini tentu harus disikapi oleh "pebisnis hitam" itu dengan segala macam cara.
Pebisnis hitam di pertamina ini "gerah" dengan upaya pemerintah yang konsen untuk melakukan perbaikan di Pertamina dan ternyata pula berhasil.
Misalnya terbukti melakukan program efisiensi yang mampu melahirkan penghematan bernilai triliunan rupiah, begitu pula degan tender minyak oleh ISC yg dibawahi langsung oleh dirut pertamina yang terbukti mampu melibas trader hitam alias mafia migas .
Dapat dinyana terhadap hal tersebut, para pebisnis hitam tersebut telah "ngeri" untuk menentang dan berhadapan langsung dengan pemerintah.
Akhirnya mereka melakukan serangan terkondisi rapi "menembak" langsung pejabat pertaminanya dengan berbagai cara antara lain meng-create opini dengan lakukan hembusan pembusukan yang jika dilakukan terus menerus pasti akan dipercaya oleh publik.
Mempermasalahkan adanya posisi wakil direktur utama pertamina yang ditetapkan sebagai keputusan kebijakan pemerintah dengan menyuarakan hal itu sebagai Matahari Kembar adalah isu yang dipolitisir secara berlebihan.
Pembangkangan keputusan pemerintah yg memutuskan adanya posisi Wadirut pertamina sangat pantas jika dilakukan oleh pihak yang antipemerintah.