Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Konflik Meruncing di Rakhine, 77 Muslim Rohingya Tewas

Maungdaw lagi-lagi dalam keadaan genting. Jumat dini hari lalu (25/8/2017), bentrokan hebat antara militer Myanmar dan gerilyawan Rohingya terjadi di

zoom-in Konflik Meruncing di Rakhine, 77 Muslim Rohingya Tewas
Foreign and Commonwealth Office
Orang Rohingya di negara bagian Rakhine. 

Konflik memanas, 17 ribu Muslim Rohingya bereksodus ke Bangladesh Pascainsiden Jumat kemarin, ketegangan nampak memuncak di sejumlah desa di tiga kota tersebut. Operasi keamanan yang dilancarkan terus menjadi-jadi.

Media lokal menyebutkan, sekira 1000 rumah warga dibumihanguskan oleh militer Myanmar. Deru tembakan terdengar berkali-kali, menyasar siapa pun warga Rohingya yang dicurigai bagian dari militan.

Akibatnya, jumlah warga yang tewas tertembak pun bertambah. Hingga kini, masih belum diketahui banyaknya korban jiwa tersebut.

Horor yang begitu mengancam memaksa lebih banyak lagi Muslim Rohingya yang mencari suaka di Bangladesh. Sungai Naf kembali dipenuhi ribuan keluarga Rohingya yang sudah lelah akan teror dan kekerasan yang menimpa mereka.

Sampai saat ini sekitar 17 ribu warga berbondong-bondong menyeberangi Sungai Naf menuju Bangladesh, menurut laporan Organisasi Internasional untuk Migrasi (IOM).

Mitra Aksi Cepat Tanggap yang tinggal di Bangladesh membenarkan adanya eksodus warga Rohingya yang baru tiba di Bangladesh.

“Di Arakan (Rakhine), sedang terjadi serangan penembakan kepada Muslim Rohingya. Lumayan banyak korbannya. Ini yang membuat mereka semua mau tak mau mengungsi ke Bangladesh,” ungkap Hasan, mitra ACT di Cox’s Bazar, Bangladesh.

Berita Rekomendasi

Menurutnya, pengungsi-pengungsi baru itu kemungkinan akan mencari suaka ke kamp pengungsian terdekat, yakni Kamp Kutupalong, Cox’s Bazar.

Kutupalong merupakan kamp pengungsian yang telah lama didirikan di Bangladesh. Kini, kamp tersebut menampung lebih kurang 15 ribu keluarga pengungsi Rohingya.

Namun demikian, kondisi kamp pengungsian tersebut bisa dibilang paling memprihatinkan dibandingkan dengan kamp-kamp pengungsian yang lain.

“Kutupalong itu kan ada kamp resmi dan tidak resminya. Keadaan di kamp tidak resmi ini yang memprihatinkan. Selain Kutupalong, kemungkinan mereka akan ditampung di Kamp Balukhali, Cox’s Bazar. Keberadaan kamp ini baru, tapi sudah ada sekitar 4000 keluarga di sana,” jelas Hasan.

Sejak konflik menegang di Rakhine Oktober 2016 lalu, sudah lebih dari 80 ribu Muslim Rohingya yang melarikan diri ke Bangladesh.

Jika saat ini krisis kemanusiaan di Rakhine terus berlanjut, bisa dipastikan puluhan ribu pengungsi baru akan memadati kamp-kamp pengungsian di Bangladesh.

Dengan kondisi kamp yang serba terbatas, mereka akan berjuang bertahan. Status pengungsi akan disandang, sambil menyambut Idul Adha yang jatuh pada pekan depan dalam keterbatasan. 

Konflik Meruncing di Rakhine, 77 Muslim Rohingya Tewas

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas