Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Bayi Debora dan Kita: Tak Cukup Sebatas Duka dan Murka

Bayi Debora meninggal dunia. Siapa pun tentu berpilu hati. Peristiwa yang memilukan ini bisa memantik reaksi yang cenderung emosional.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Bayi Debora dan Kita: Tak Cukup Sebatas Duka dan Murka
wartakotalive.com
kisah bayi debora 

LPAI memahami bahwa pengadaan PICU bukan hal ringan.

PICU membutuhkan SDM yang mumpuni, termasuk tersedianya dokter-dokter anak dengan spesifikasi perinatologi dan intensive care.

Betapa pun tak mudah, demi kesehatan anak-anak Indonesia, Pemerintah--didukung dunia usaha--tetap harus mengagendakan pengadaan sarana tersebut.

Penting dicermati, bagaimana sesungguhnya kondisi Bayi Debora saat dibawa ke rumah sakit.

Apabila kondisinya sudah telanjur parah, patut dievaluasi bagaimana layanan-layanan kesehatan lainnya telah secara maksimal diterima oleh Bayi Debora sebelum ia datang ke rumah sakit dimaksud.

Ini menjadi bahan evaluasi tentang seberapa jauh sentra-sentra kesehatan terdekat, semisal puskesmas, berada dalam jarak jangkauan masyarakat dan seberapa positif sikap masyarakat atas sentra-sentra terdepan dalam pemeriksaan kesehatan publik tersebut.

Pasien, apalagi bayi, tentu perlu penanganan maksimal. Itu tak bisa ditawar-tawar.

BERITA REKOMENDASI

Pada sisi yang sama, rumah sakit juga memerlukan penguatan agar bisa terus menangani pasien-pasien lainnya.

Apalagi, sebagaimana kritik banyak pengamat, sistem BPJS itu sendiri bisa membuat rumah sakit menghadapi persoalan finansial serius.

Rumah sakit yang terbelit ekses BPJS pada gilirannya tidak akan mampu memberikan layanan optimal kepada masyarakat.

Evaluasi menyeluruh atas kejadian yang dialami Bayi Debora dibutuhkan agar pihak rumah sakit bisa terus meningkatkan kapasitasnya.

Sebaliknya, pandangan apriori bisa berakibat kontraproduktif. Anak-anak DKI butuh sarana layanan kesehatan sebanyak dan seberkualitas mungkin.


Sikap apriori terhadap rumah sakit, dalam situasi ekstrim, justru bisa mengakibatkan hilangnya satu sarana tersebut.

Ketika satu sarana layanan kesehatan hilang, berapa banyak pasien yang tak terlayani?

Ketika rumah sakit dibekukan, berapa panjang antrean yang akan mengular di rumah sakit lain?

Di atas itu semua, siapa pihak yang paling dirugikan? Tak lain, anak-anak DKI juga.

Penulis:
Seto Mulyadi, Ketua Umum Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI)
Henny Hermanoe, Sekjen LPAI

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
berita POPULER
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas