Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Hafiz Quran: Terima Kasih Jenderal Gatot
"Terima kasih kami kepada Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo adalah bentuk....
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNERS - Baru pertama kali, para penghafal Al-Quran terbaik tingkat dunia 30 juz pengharum bangsa dari masa ke masa bertemu dan bermurojaah bersama di satu tempat serta diberikan penghargaan.
Allah kumpulkan mereka melalui Panglima TNI tanggal 17 Agustus 2017 di Palaza Mabes TNI, dan tanggal 3 Oktober 2017 di Cilegon bersama 1000 kiyai dan santri hafizh Banten.
Para huffazh, kiyai, dan santri-santri hafizh mempunyai kesan takjub yang berbeda. Tak terkatakan kecuali semuanya mengatakan ini baru pertama kali.
Baca: Tiga Tahun Jokowi-JK, Keberhasilan Paling Menonjol Bidang Infrastruktur
"Baru pertama kali khataman Al-Quran dilakukan dengan murojaah, dengan serempak, dan dengan diikuti para penghafal Al-Quran terbanyak. Jutaan juz. Jutaan surah-surah pilihan," kata Ust. H. Ahmad Faisal dari Banjarmasin, juara 1 tahfizh 30 juz tingkat dunia di Tunisia tahun 2004.
"Baru pertama kali, para penghafal Al-Quran bermurojaah bersama sebanyak ini," Kata KH Ahmad Syamsuri dari Karawang, juara 2 tahfizh 30 juz tingkat dunia di Saudi Arabia tahun 1998.
"Alhamdulillah, baru kali ini para penghafal Al-Quran berkumpul dengan para ulama sepuh dan pemimpin yang adil bersama masyarakat dan prajurit TNI yang bermurojaah," kata Umi Nyai Hafshoh, hafizhah senior dan pendiri pesentren tahfizh pertama di Banten.
"Baru pertama kali, 2500 hufazh pilihan dan 7000 peserta murojaah berkumpul di Plaza Mabes TNI berserta TNI dan para ulama, habaib," kata Hj Muthmainnah dari Sumedang, juara 1 tahfizh 30 juz tingkat dunia di Libya tahun 2006.
"Merinding. Baru pertama kali, Bendera Merah Putih diturunkan di waktu antara Adzan Maghrib dan Iqamat di Plaza Mabes TNI. Disaksikan para penghafal Al-Quran, para ulama dan ribuan peserta murojaah. Semua memberikan penghormatan. Doa naik ke atas langit saat Merah Putih turun, dalam keadaan punya wudhu, dan dalam keadaan setelah murojaah dan khatam Al-Quran," kata Ust. H. Agus Said dari Sukambumi, juara 1 tahfizh 30 juz tingkat dunia tahun 2015.
"Atas berkat rahmat Allah, melalui Panglima TNI, akhirnya semua ini kejadian, Indonesia benar-benar bermurojaah dari Aceh sampai Papua. Terima kasih Panglima," kata Ust. Muhammad Khoiril Anwar dari Madura, juara 1 tahfizh 30 juz di Tunisia tahun 2008
"Dahsyat. Jutaan murojaah kawal Indonesia di lebih dari 4000 tempat penyelenggaraan pada murojaah dan doa bersama 171717. Bahkan, sebagaimana data yang masuk ke TNI, di Papua saja terdapat 300 titik. Ma-sya-allah," kata Ust. H. Ayatullah dari Banten, juara 2 tahfizh 30 juz tingkat dunia di Mesir tahun 2004
"Di ribuan titik lain yang tak bisa didata karena banyaknya. Di masjid-masjid, lembaga-lembaga tahfizh, rumah-rumah, dan tempat-tempat lainnya. Seluruh Indonesia, bahkan seluruh dunia melalui perwakilan TNI di berbagai negara. Juga mahasiswa-mahasiswa dan lain-lain," kata KH Deden M. Makhyaruddin, kata pimpinan Indonesia Murojaah Foundation yang juara 1 tahfizh dan tafsir 30 juz di Maroko tahun 2011.
Penghargaaan juga diberikan oleh Panglima TNI dengan mengundang pada puncak acara HUT TNI ke 72 pada tanggal 5 oktober di cilegon ,dengan memberikan tempat duduk yang terhormat untuk para hufazh juara dunia 30 juz, para pimpinan lembaga tahfidz, kyai-kyai sepuh antara lain, TGHL Turmudzi Badarudin, KH Maimun Zubair, Habib Lutfie bin Yahya, KH Soleh Qosim, tokoh tokoh lintas agama lain, dan tokoh adat.
Bahkan KH Soleh Qosim diberikan gelar tokoh pejuang kemerdekaan RI.
"Terima kasih kami kepada Panglima TNI Jendral Gatot Nurmantyo adalah bentuk pengamalan "lam yasykurinnas lam yaskurillah." Siapa yang tidak berterima kasih kepada manusia, dia tidak bersyukur kepada Allah." Demikian kata pamungkas dari para huffazh pengharum bangsa dari masa ke masa. (*/siaran pers)