Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Mendikbud Muhadjir Effendi Memimpin Tahlil di Depan Makam KH Hasyim Muzadi
Membangun persatuan antarinternal umat beragama, mari kita berprinsip: yang sama jangan dibeda-bedakan dan yang beda mari kita cari persamaannya.
Editor: Y Gustaman
TRIBUNNEWS.COM - Saya kebagian mengisi Seminar Ulama Pesantren dan Cendekiawan Bela Negara dengan tema bahasan tentag "Ahlussunnah wa-Jama'ah dan Bela Negara" di Pesantren Al-Hikam, Depok, Rabu (25/10/2017).
Seusai sesi saya adalah paparan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Prof. Dr. Muhadjir Effendy. Pak Menteri memaparkan dan berdialog dengan peserta tentang pendidikan dan bahkan menyinggung soal sistem pendidikan full day yg sempat rame itu.
Tapi dalam acara itu ada yang lebih menarik yaitu setelah acara selesai. Yaitu Pak Muhadjir berjalan sendiri menuju maqbarah (kuburan) almarhum KH. Ahmad Hasyim Muzadi.
Saya pun mengikuti beliau berjalan sampai di maqbarah. Pak Menteri membaca Surat Alfatihah yang agak sedikit keras, saya pun mengikutinya.
Lebih lanjut saya pun mengikuti bacaan Pak Muhajir. Pak Menteri lanjut tahlilan, saya sengaja mengikuti lebih keras agar jemaah di belakang mengikuti bacaannya.
Saya pun mengikuti alur tahlil yang biasa dibaca warga Nahdliyin yang dipimpin oleh Pak Muhadjir. Ternyata beliau hafal dan lancar membaca tahlil.
Seusai Pak Muhadjir memipin tahlil, beliau menyolek saya untuk memimpin doa. Saya pun berdoa dan Pak Menteri dan jemaah mengamininya. Bacaan doa berjemaah dan membacanya dengan keras.
Runut-runut silsilah nasab Pak Muhadjir itu keluarga santri dan anaknya pun bersekolah di sekolah Sabilillah yang didirikan oleh tokoh NU asal Malang, KH Tholhah Hasan.
NU dan Muhammadiyah banyak persamaannya meski ada perbedaannya. Untuk membangun persatuan antarinternal umat beragama, mari kita berprinsip: yang sama jangan dibeda-bedakan dan yang beda mari kita cari persamaannya demi persatuan umat. Wallahulmusta'an.
Ditulis oleh KH. Cholil Nafis, Ketua Pembina Yayasan Investa Cendekia Amanah