Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Masyarakat NTT Mengapresiasi KPK Pascapenangkapan Bupati Ngada
Penangkapan bakal calon gubernur NTT 2018, Marianus Sae pada hari Minggu tanggal 11 Februari 2018,oleh KPK telah memberi bukti bahwa KPK dan Polri tel
Ditulis oleh advokat Peradi, Petrus Selestinus
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penangkapan bakal calon gubernur NTT 2018, Marianus Sae pada hari Minggu tanggal 11 Februari 2018,oleh KPK telah memberi bukti bahwa KPK dan Polri telah meresponsdengan baik informasi dan harapan masyarakat NTT.
Masyarakat berharap jelang Pilkada 2018, KPK dan Polri menindak siapapun yang melakukan praktek suap dan politik uang menjelang Pilkada 2018.
Di pihak lain mereka yang ditangkap melalui OTT KPK, sebagai kelompok orang yang tidak peduli bahkan meremehkan pesan KPK yang sejak Januari 2018 berkali-kali memberi pesan kepada masyarakat dan para bacalon agar menghindari politik uang atau suap menjelang Pilkada, karena KPK akan tetap memelototi dan menindak tegas praktek suap dan politik uang menjelang Pilkada 2018.
Ini bukti komitmen KPK, bahwa KPK tetap konsisten ingin melahirkan kepemimpinan daerah yang bersih dari KKN dalam setiap pilkada, karena berbagai servei membuktikan bahwa praktek korupsi di kalangan pejabat kepala daerah telah berjalan secara masif dengan berbagai pola.
Seperti mengijonkan proyek dan pola dinasti politik untuk korupsi demi pilkada berikutnya.
Kita patut mengapresiasi OTT KPK pada waktu yang tepat, dan kita berharap KPK tidak hanya berhenti di Marianus Sae dan kawan-kawan.
Akan tetapi juga KPK harus mengembangkan puluhan Informasi dan laporan masyarakat NTT di KPK tentang praktek korupsi di kalangan pejabat di NTT (gubernur, bupati dan walikota serta pejabat SKPD terkait), yang mungkin saja sat ini sedang dalam antrian penindakan oleh KPK melalui penelusuran kekayaan di dalam LHKPN.
Baca: Mendes PDTT Apresiasi Pers Publikasikan Kemajuan Desa
Melalui LHKPN para bakal calon gubernur dan bupati di NTT, masyarakat siap membuktikan dan memberikan bukti bahwa LHKPN beberapa bakal calon gubernur dan bupati di NTT, telah diisi dan dilaporkan secara tidak jujur atau berbohong.
Karena beberapa kekayaan atau harta yang nilainya puluhan miliar yang dibelanjakan ditempatkan di luar wilayah kerjanya dan atas nama kroninya, tidak dilaporkan karena diduga bersumber dari uang hasil KKN atau praktek memeras pejabat bawahannya dan para kontraktor daerah.
Masyarakat NTT sudah memiliki catatan tentang kebohongan sejumlah incumbent bacalon berupa foto tanah dan bangunan rumah serta mobil mewah untuk anak-anaknya namun kekayaan itu tidak diisi dan dilaporkan dalam LHKPN ke KPK.
Baca: Pelayannya Tampil Telanjang Dada dan Gunakan Bikini Saja, Restoran ini pun Hebohkan Tiongkok
Sebagai catatan, menjelang Pilkada dan pasca Pikkada di NTT selalu muncul sejumlah kasus yang oleh sebagian masyarakat NTT menghubungkan dan meyakini sebagai buah dari praktek korupsi untuk mempertahankan jabatan sebagai Gubernur, Bupati dan Walikota menjelang Pilkada di NTT.
Bebrapa aset daerah bisa beralih secara diam-diam dan melanggar hukum ke tangan pihak ketiga.