Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Saat Puisi Sukmawati Jadi Bahan Bakar Baru Pemicu Polarisasi Bangsa
Persatuan di tengah bangsa yang terjaga sedemikian lama Itu bukanlah sesuatu yang tercipta secara instan.
Editor: Choirul Arifin
Kesejateraan adalah hak dan harapan rakyat. Bisa makan dan membayar kebutuhan hidup sehari-hari saja Itu sudah lebih dari cukup bagi rakyat. Tidak perna berharap memiliki cincin-cincin mahal seperti para politisi yang hadir dalam acara debat-debat politik atau punya tas-tas mahal seperti para ibu-ibu pejabat yang harganya mampu untuk dipakai makan bertahun-tahun oleh satu kelurga.
Kemana hilang semua toleransi, etika dan empati yang selama ini menjadi ciri khas bangsa Indonesia. Mohon gaduhlah, gaduh, segaduh gaduhnya demi menemukan solusi, agar kesejahteraan itu bisa sesegerah mungkin dirasakan oleh rakyat, bukan hanya menjadi impian yang tidak Perna temukan realita.
Jabar, 2 April di 2018
Damailah dan Jayalah Bangsaku...
Sejahteralah Rakyatnya