Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Diplomasi Kuliner pada Sepiring Nasi Goreng di Kyiv
Alina gadis Kyiv 22 tahun yang manis, dengan gincu merah seronok menyapa hangat seraya mengulurkan menu.
Editor: Hasanudin Aco
*Catatan Perjalanan Egy Massadiah
TRIBUNNEWS.COM - Di bagian depan terpampang tulisan Indonesian Social Kitchen. Inilah restoran Indonesia pertama dan satu satunya di kota Kyiv Ukraina dengan label 'Resto 17.804'.
Tepatnya di Velyka Vasilkivska Street 82. Sebuah kawasan jalan utama yang prestisius di jantung kota Kyiv.
Alina gadis Kyiv 22 tahun yang manis, dengan gincu merah seronok menyapa hangat seraya mengulurkan menu.
Si rambut pirang ini masih kuliah di salah satu universitas di Ukraina jurusan ekonomi bisnis.
Dalam daftar menu terbaca antara lain, nasi goreng, soto ayam, laksa, ikan bakar bumbu dan gado gado. Ada juga kerupuk, bubur ketan hitam, lumpia dan tentu sambel.
Saya menunjuk gado gado, Agung Wibawa dan Gatot Amrih dua orang sahabat dari KBRI Ukraina memesan nasi goreng dan semangkuk laksa udang.
Ini makan malam kami. Jam menunjukkan pukul 20.00, tapi langit masih terang serasa pukul 15.00 sore. Maklum matahari baru akan terbenam sekitar jam 21.40. Udara sejuk nyaris dingin 12 derajat celcius membekap. Padahal bulan Juni ini masih dalam kategori musim panas.
Gatot Amrih seorang diplomat lincah saya kenal sejak 2012 ketika ia bertugas di KBRI Rumania. Kami berjumpa di Bucuresti saat saya ikut menemani Jusuf Kalla, Emil Salim, Iskandar Mandji dan Gusti Iskandar dalam forum Club Of Rome yang membahas isu isu lingkungan.
Gatot berkisah bahwa restoran ini baru beroperasi sekitar April 2018 dan merupakan restoran khas Indonesia pertama di Ukraina. "Pak Dubes Prof Yuddy mendukung sepenuhnya pembukaan restoran ini, apalagi ini restoran Indonesia pertama yang beroperasi sejak 26 tahun hubungan Indonesia dan Ukraina," kisah Gatot.
Di dalam ruangan yang mampu menampung 50 orang, kental aroma Indonesia. Selain dendang lagu Indonesia masa kini, mata juga segera menangkap hiasan wayang, topeng Jawa dan peta nusantara berbahan batik.
Di sebuah dinding juga terpajang dengan gagah logo burung garuda lengkap pita Bhinneka Tunggal Ika. Kabarnya, logo tersebut dipesan khusus oleh Dubes Yuddy dari seorang perajin tembaga di Boyolali Jawa Tengah untuk dipersembahkan kepada Resto 17.804.
Pemilik restoran bernama Eko Koesprananto orang Jawa yang sudah hampir 15 tahun menetap di Kyiv. Eko sebelumnya adalah juru masak yang bekerja di Hotel Hyatt Kyiv.
Saat kami menyantap masakan, Eko sedang tidak berada di tempat. Menurut Alina yang juga mantan pegawai Hyatt yang kini bekerja sebagai pelayan dan kasir, Eko sedang ada urusan di luar kota.