Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Remaja Peduli Lingkungan Luncurkan Buku Tentang Sampah Elektronik

Gaya hidup masa kini tidak terlepas dari penggunaan barang elektronik, setiap orang memilliki gawai, berbagai jenis komputer juga berbagai macam peran

zoom-in Remaja Peduli Lingkungan Luncurkan Buku Tentang Sampah Elektronik
ISTIMEWA
siswa Taruna Nusantara, Rafa Jafar (15), meluncurkan buku keduanya bertajuk Sampah Baterai Kamis (4/7/2018) sore. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Gaya hidup masa kini tidak terlepas dari penggunaan barang elektronik, setiap orang memilliki gawai, berbagai jenis komputer juga berbagai macam peranti elektronik yang sehari-hari digunakan dan dibawa kemanapun.

Apa yang terjadi ketika barang-barang tersebut rusak dan tidak dapat digunakan lagi? Dibuang kemanakah?

Sampah elektronik atau disebut e-waste (electronic waste) merupakan peralatan elektronik yang sudah tidak dapat digunakan dan menjadi barang bekas yang harus dibuang dalam keadaan utuh atau tidak. 

Pertumbuhan jumlah e-waste yang kian meningkat tidak lain disebabkan karena gaya hidup penggunaan barang elektronik berlebihan.

Baca: KPK Belum Terima Permintaan Jokowi Soal Masukan Nama Calon Cawapres

Terdapat 20 sampai 50 juta metrik ton e-waste dibuang tiap tahun di seluruh dunia, seperti dikutip PBB, Electronics Take Back Coalition, tahun 2016.

Penulis buku Sampah Baterai adalah Rafa Jafar, seorang remaja yang sangat peduli dengan lingkungan sekitarnya.

Lahir 15 tahun lalu, remaja yang akrab dipanggil RJ ini seperti anak-anak seusianya awalnya sangat gemar bermain gawai.

BERITA REKOMENDASI

Ketika gawainya rusak dan tidak dapat diperbaiki lagi, menjadi pertanyaan baginya kemana benda tersebut harus dibuang.

Keingintahuan tentang kemana larinya barang elektronik yang sudah tak terpakai yang begitu besar membawa RJ menulis buku pertamanya berjudul "Ewaste" (sampah elektronik) saat ia berusia 11 tahun.

Baca: Berlatar Belakang Sama, PAN Sebut Peluang AHY Cawapres Prabowo Sangat Kecil

Selepas menerbitkan buku, ia pun melakukan aksi yang ia tuliskan sendiri di dalam bukunya sebagai bagian dari solusi, yaitu menggalang sampah elektronik di masyarakat melalui wadah khusus untuk sampah elektronik.

Kini, meluncurkan buku keduanya RJ memusatkan perhatiannya pada baterai, karena salah satu jenis e-waste terbanyak dari pemakaian sehari-hari adalah baterai, menjadi masalah yang memerlukan perhatian khusus.

Kandungan bahan baterai bersifat racun membuatnya tidak dapat dibuang begitu saja seperti sampah rumah tangga.


“Seperti halnya semua jenis sampah elektronik, baterai yang dibuang ke tempat sampah biasa berpotensi meracuni lingkungan sekitar dan bisa berakibat fatal. Seharusnya baterai ditampung secara khusus untuk diolah dengan tepat," terang RJ mengenai isi buku terbarunya.

Apa yang diupayakan RJ ternyata mendapat perhatian khusus dari pemerintah.

Halaman
12
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
berita POPULER
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas