Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
MDMC Dirikan Sekolah Darurat Untuk Anak Korban Gempa di Lombok
Gempa yang terjadi di Lombok mengakibatkan sekolah-sekolah rusak parah. Kerusakan tersebut menyita kesempatan anak-anak untuk tetap melakukan aktivita
Dikirimkan oleh Media MDMC
TRIBUNNEWS.COM, LOMBOK - Gempa yang terjadi di Lombok mengakibatkan sekolah-sekolah rusak parah.
Kerusakan tersebut menyita kesempatan anak-anak untuk tetap melakukan aktivitas di sekolahnya.
Melihat hal itu, Relawan Muhammadiyah yang berada di lokasi bencana menginiasiasi sekolah darurat tanggap bencana di Desa Rendang Luar Semalun, Dusun Mlepah, dan Dusun Sajang Lombok Utara.
Sedangkan di Lombok Timur berada di Dusun Mlepah Sari Kecamatan Kayangan, Dusun Lading-Lading Kecamatan Tanjung, dan Dusun Lekok Desa Gondang Kecamatan Gangga.
Baca: Begini Panjangnya Antrian Suporter di Stadion Patriot Jelang Laga Timnas U 23 Indonesia vs Palestina
Tujuan didirikannya Sekolah Darurat Tangap Bencana tidak lain untuk memberikan fasilitas pendidikan pada saat waktu luang anak-anak menunggu sekolahnya di rekonstruksi oleh pemerintah.
Sekolah ini juga sebagai tempat dilakukannya pemulihan trauma untuk menumbuhkan kembali kepercayaan diri dan memperbaiki suasana hati anak-anak pasca bencana.
Baca: Rumah Sakit Lapangan BSMI Sudah Layani Ribuan Korban Gempa
Sebagai fasilitator dalam sekolah darurat tanggap bencana adalah tim relawan yang terdiri dari tim relawan MDMC DIY, Jawa Timur, dan Jawa Tengah.
Disampaikan oleh Harits Dwi Wiratma, Staff Tanggap Darurat dan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (TDRR) MDMC bahwa kegiatan sekolah darurat tanggap bencana sudah dilaksanakan sejak hari Sabtu yang lalu (11/8/2018).
Menurutnya, perlu adanya kegiatan pemulihan kondisi psikososial anak-anak pasca bencana.
“Mendirikan Sekolah Darurat Tanggap Bencana merupakan salah satu solusi untuk mengubah mood anak sehingga dapat semangat lagi untuk belajar dan tidak kehilangan kesempatan mengenyam pendidikan,” ungkapnya.
Harits juga menambahkan, meskipun kegiatan Sekolah Darurat Tanggap Bencana berbeda dengan sekolah formal namun desain sekolah darurat tanggap bencana tidak mengurangi esensi dari kegiatan sekolah formal pada umumnya.
“Anak-anak kita ajak untuk bermain sambil belajar, menggambar, dan melakukan aktivitas fisik dengan berolahraga. Bahkan orang tua pun kami ajak untuk ikut mendampingi anak-anaknya,” ungkap Harits.
Sementara itu, Ridho Fawaris, mahasiswa kuliah kerja nyata (kkn) yang tergabung dalam relawan MDMC menyampaikan bahwa masyarakat telah memberikan respon positif kepada tim relawan MDMC atas support dan bantuan dalam penerapan kegiatan trauma healing.
“Sekolah Darurat Tangap Bencana, sekaligus menjadi alternative kegiatan siswa karena sekolah-sekolah mereka yang belum dibenahi,” tutupnya. (Ern/Sls)