Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

LAZ Al Azhar Siap Bangun 200 Rumah Tahan Gempa Untuk Pengungsi Lombok

Kondisi warga yang menjadi korban gempa Lombok di pengungsian semakin memprihatinkan. Sebagian besar dari mereka sudah tinggal lebih dari dua minggu

zoom-in LAZ Al Azhar Siap Bangun 200 Rumah Tahan Gempa Untuk Pengungsi Lombok
ISTIMEWA
Tim FORMULA GOtong Royong pindahkan saung di Lombok. 

Siaran pers Laz Alzhar

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kondisi warga yang menjadi korban gempa Lombok di pengungsian semakin memprihatinkan.

Sebagian besar dari mereka sudah tinggal lebih dari dua minggu sejak gempa pertama mengguncang Lombok tanggal 29 Juli lalu.

Saat ditemui oleh Rahmatullah Sidik Kepala Divisi Program LAZ Al Azhar banyak pengungsi yang mengeluh atas ketidaknyamanan selama tinggal di pengungsian.

Baca: Disebut Tak Miliki Prestasi, Kaesang Pangarep Beri Tanggapan Santai dan di Luar Dugaan

“Kondisi fisik warga menurun karena posko pengungsi yang jauh dari baik. Saat cuaca panas mereka  kepanasan, dan ketika malam kedinginan. Data dari tim medis juga menunjukan semakin hari jumlah pengungsi yang mengeluh sakit terus meningkat," ujar Rahmat.

Tim Formula LAZ Al Azhar melalui program Recovery Indonesia akan segera membangun rumah yang didesain bisa tahan guncangan gempa dengan nama Briuk Bangun Bale yang dalam bahasa setempat berarti bersama membangun rumah.

“Konsep rumah ini sederhana berukuran 6x5 m, dan semi permanen. Pada bagian dinding menggunakan 1 meter bata dan atasnya gedek bambu”, jelas Rahmat.

Berita Rekomendasi

Lanjut Rahmat atap rumah ini juga menggunakan seng, dan pada bagian bawah pondasi juga diberikan pasir agar rumah lebih fleksibel. Jadi rumah pun terasa ringan dan jika kembali terjadi gempa resikonya bisa diminimalisir.

“Briuk itu artinya bersama. Jadi rumah ini dikerjakan bergotong-royong dan bersama-sama. Misalnya di tahap pertama kita bangun 10 rumah maka kita bangun tiang dulu untuk 10 rumah tadi, kemudian dilanjut dindingnya, hingga sampai tahap finishing semua dikerjakan berbarengan. Tujuannya agar semangat gotong royong tetap terjaga. Karena kalau dibuat satu persatu khawatir nanti rumah yang terakhir semangat gotong royong nya sudah menurun dan kita mencegah terjadinya kecemburuan sosial”, jelas Rahmat.

Baca: Tak Melulu Sate, Berikut 9 Ragam Sajian Idul Adha Khas Indonesia dari Berbagai Daerah

Dalam 2 bulan program ini ditargetkan bisa membangun 200 rumah di Desa Sokong, Tanjung, Kabupaten Lombuk Utara dan akan terus berlanjut ke desa-desa lainnya. Warga pun menyambut gembira program ini dan begitu bersemangat tak sabar ingin memulai.

Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas