Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Soekarno, Nasionalisme & Asian Games 2018
Atlet-atlet Bangsa Indonesia meraih 31 medali emas, atlet pencak silat berhasil merebut 14 medali emas. Asian Games 2018 dibuka mirip Olimpiade London
Editor: Toni Bramantoro
Oleh: Komarudin Watubun
“Dalam Nation-building Indonesia, olahraga mempunjai fungsi jang amat penting sekali jaitu membangun Manusia Indonesia Baru.”
Begitu antara lain cuplikan isi Keputusan Presiden RI Soekarno No. 131 Tahun 1962 dalam rangka persiapan Negara RI menjadi tuan-rumah Asian Games tahun 1962 di Jakarta. Hasilnya, Bangsa dan Negara RI meraih posisi ke-2 perolehan medali (emas).
Kini 56 tahun kemudian, event 2 (dua) pekan Asian Games di Jakarta, ibukota Negara RI, berakhir Minggu 2 September 2018, RI menempati posisi ke-4 perolehan medali (emas).
Atlet-atlet Bangsa Indonesia meraih 31 medali emas, atlet pencak silat berhasil merebut 14 medali emas. Asian Games 2018 dibuka mirip Olimpiade London 2012.
Ratu Elizabeth II dari monarkhi Inggris dan bintang film James Bond yang seolah-olah tampak terjun ke arena stadion Olimpiade di London, Inggris.
Mirip dengan gaya Presiden RI Joko Widodo yang seolah-olah tampil stunt dengan motor dan melesat atau menerobos kemacetan jalanan Jakarta dan akhirnya muncul dari ruang VIP ke stadion Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta.
Pada Asian Games ke-4 1962 di Jakarta, atlet-atlet Negara RI meraih 51 medali, 11 medali emas, 12 perak dan 28 perunggu.
Mohammad Sarengat meraih medali emas 100 meter sprint (10,5 detik) dan medali emas 110 meter lari rintang (14,3 detik).
Sarengat mengikuti saran pelatih asal Amerika Serikat, Tom Rosandich, untuk menekuni lari jarak pendek. (Harsuki dan Siregar, M.F. et al., 1991: 352).
Presiden RI Soekarno meletakan dasar kisah sukses Bangsa dan Negara RI merajut dan membangun Nasionalisme melalui olahraga, arsitektur dan infrastruktur.
Maret 1947, wakil RI menghadiri Asian Relations Conference (ARC) di New Delhi (India) yang membahas Asian Games (Wienakto et al, 1958:20).
Tahun 1949, atase pers RI, A.B. Lubis menghadiri ARC di New Delhi, yang dihadiri oleh G.D. Sondhi dan Shri Madavindra (India), R.R. Ylanan (Filipina), Maung Maung Lwin (Birma), Fonseka (Sri Lanka), S. Ghulam Mohammad (Afghanistan), Nur Kan (Pakistan), S. Basnjat (Nepal), dan Sonthi Danasonthun (Thailand).
Tidak ada wakil Tiongkok, Jepang, dan Korea. Wakil 9 negara Asia ini menyutujui perubahan nama Asian Amateur Athletic Federation menjadi The Asian Games Federation (AGF).