Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.
Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.
Jangan Nodai Hidup Kita dengan Politik Sektarian Sukuisme Apalagi Arogansi kata KH Maman Imanulhaq
Ketua Lembaga Dakwah PBNU KH Maman Imanulhaq mengatakan Maulid Nabi adalah momentum kita mensyukuri kelahiran sosok Nabi Muhammad SAW
Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Lembaga Dakwah PBNU KH Maman Imanulhaq mengatakan Maulid Nabi adalah momentum kita mensyukuri kelahiran sosok Nabi Muhammad SAW yang mempunyai spirit yang kuat soal kemanusiaan.
"Kelahiran beliau menandai hancurnya diktarorisme, paganisme, orang-orang yang selalu menggunakan politik identitas dan kesukuan, karena yang dibawa oleh sosok Nabi Muhammad SAW adalah nilai-nilai universal, nilai nilai kemanusiaan,” ungkap Maman Imanulhaq, Selasa (20/11/2018).
Semangat Maulid Nabi itulah, diakui Kiai Maman, harus terus ditebarkan kepada seluruh umat dan seluruh bangsa agar tercipta kehidupan yang harmonis. Juga harus ditebarkan bahwa manusia lahir di dunia dengan semangat membawa optimisme, nilai-nilai universal, toleransi, dan kedamaian, bukan manusia lahir dengan membawa angkara murka.
“Jangan sekali-sekali menodai hidup kita dengan politik sektarian, sukuisme, apalagi arogansi. Sesungguhnya Muhammad SAW hadir untuk membawa nilai kasih sayang, nilai egaliterian (persamaan derajat),” tutur pengasuh Ponpes Al Mizan Majalengka ini.
Mantan anggota Komisi VIII DPR RI dari Fraksi PKB ini juga mengatakan kemunculan Nabi Muhammad SAW telah menghancurkan sekat-sekat kesukuan yang muncul ketika itu. Nabi Muhammad mampu menyatukan seluruh kalangan dalam satu nafas kemanusiaan, satu nafas kasih sayang.
Tentu ini menjadi hal yang positif Nabi mendakwahkan Islam dengan menyebarkan ajaran kemanusiaan dan toleransi, termasuk mewarnai seluruh jalan kehidupannya dengan melakukan transpormasi perdamaian, menyatukan suku yang terberai termasuk juga menghancurkan radikalisme, dan sangat anti dengan gerakan teror yang dilakukan kaum Arab Quraisy waktu itu yang dipelopori Abu Jahal dan Abu Lahab.
“Nabi Muhammad SAW hadir di tengah orang-orang yang punya pikiran status sosial biasa, tapi punya pikiran luar biasa tentang kemajuan kemanusiaan. Inilah yang menjadi bukti bahwa agama yang dibawa Muhammad adalah agama yang rahmatan lil alamin,” jelas Kiai Maman.