Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribunners
Tribunners

Tribuners adalah platform jurnalisme warga. Untuk berkontribusi, anda bisa mengirimkan karya dalam bentuk berita, opini, esai, maupun kolom ke email: redaksi@tribunnews.com.


Konten menjadi tanggungjawab penulis dan tidak mewakili pandangan redaksi tribunnews.com.

Tribunners / Citizen Journalism

Persekusi Digital 3 – Bermain Detektif: Kasus Pemerkosaan

Jika suatu analisa dalam konteks kejahatan masih meragukan apalagi terbantahkan maka analisa itu pasti jauh dari kebenaran.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Persekusi Digital 3 – Bermain Detektif: Kasus Pemerkosaan
Shutterstock
Ilustrasi korban perkosaan 

Penulis: Poempida Hidayatulloh

TULISAN ini adalah lanjutan dari tulisan sebelumnya yang berjudul Persekusi Digital dan Persekusi Digital 2.

Bagi mereka yang belum membaca ke dua tulisan tersebut Penulis menyarankan agar membaca keduanya terlebih dahulu sebelum membaca tulisan ini.

Penulis adalah pengagum dari tokoh fiksi Sherlock Holmes, karya Sir Arthur Conan Doyle.

Sherlock mengatakan seperti ini,” I am not the law, but I represent justice so far as my feeble powers go.” (Saya bukan hukum, tapi saya mewakili keadilan sejauh kekuatan lemah saya pergi).

Ini menunjukkan bahwa sebagaimana baiknya hasil deduksi yang diberikan oleh seorang Sherlock Holmes pada suatu kasus, hukum tetap harus dijalankan sebagaimana mestinya.

Tapi penekanan bahwa dia mewakili keadilan ditujukan untuk memberikan rasa ketidakragu-raguan bagi para penegak hukum untuk menghukum seseorang.

BERITA REKOMENDASI

Pada berbagai kasus pidana, seperti yang penulis sampaikan di tulisan sebelumnya, hukuman dapat diberikan jika tidak ada keraguan lagi di dalam kasus tersebut.

Dalam bahasa Inggris nya, "Beyond the unreasonable doubt".

Dalam deduksinya pendekatan yang dipakai Sherlock Holmes adalah sebagai berikut, “How often have I said to you that when you have eliminated the impossible, whatever remains, however improbable, must be the truth?” (Seberapa sering saya katakan kepada Anda bahwa ketika Anda telah menghilangkan yang mustahil, apa pun yang tersisa, betapapun mustahil, adalah pasti kebenarannya?)

Pendekatan ini digunakan karena berbagai kasus yang dihadapinya memang banyak di luar basis rasionalitas yang ada.

Walau pun pada akhirnya Sherlock Holmes dapat membongkar semua kasus yang ditanganinya.

Di dalam berbagai kasus yang ditangani oleh Sherlock Holmes, tidak ada satu pun Sherlock pernah melakukan pembangunan opini secara publik, untuk membuka suatu tabir kebenaran.

Sherlock sangatlah jeli dalam mengidentifikasi jenis suatu motif kejahatan dan mengkorelasikan dengan bukti-bukti yang dapat dikumpulkannya.

Halaman
1234
Tribunners merupakan jurnalisme warga, dimana warga bisa mengirimkan hasil dari aktivitas jurnalistiknya ke Tribunnews, dengan mendaftar terlebih dahulu atau dikirim ke email redaksi@tribunnews.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas